Peluang The Fed Turunkan Suku Bunga di Desember Makin Tipis
Kekhawatiran inflasi dan stabilitas di pasar tenaga menjadi perhatian, setelah dua kali pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) tahun ini.
IDXChannel - Pejabat Federal Reserve (The Fed) semakin menunjukkan keengganan untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut. Kekhawatiran inflasi dan stabilitas di pasar tenaga menjadi perhatian, setelah dua kali pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) tahun ini.
Presiden Fed San Francisco Mary Daly, yang merupakan pendukung kuat langkah pemangkasan, mengatakan keputusan untuk kebijakan berikutnya masih terlalu dini untuk disimpulkan.
"Saya berpikiran terbuka, tapi saya belum membuat keputusan final, dan saya menantikan diskusi dengan para kolega," kata Daly dalam sebuah acara di Dublin, Irlandia, dilansir Fastbull, Jumat (14/11/2025).
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, yang memiliki pandangan sama seperti Daly belum lama ini mengatakan bahwa dia menilai pemangkasan ketiga sebelum akhir tahun layak dilakukan.
Namun, dia juga mengingatkan bahwa ekonomi masih menunjukkan sinyal yang beragam, indikasi bahwa dia juga berada di posisi ragu-ragu.
"Kita masih melihat inflasi yang terlalu tinggi, berjalan di kisaran 3 persen. Beberapa sektor ekonomi AS tampak berjalan sangat baik. Beberapa sektor pasar tenaga kerja tampak berada di bawah tekanan," ujarnya dalam sambutan singkat di sebuah konferensi yang diselenggarakan bank regionalnya.
Kontrak futures suku bunga jangka pendek yang kerap dijadikan acuan utama untuk melihat ekspektasi pasar terhadap kebijakan Fed menunjukkan peluang 47 persen, bahwa FOMC akan menurunkan suku bunga pada 10 Desember. Padahal, awal pekan ini peluang tersebut masih berada di 67 persen.
Isyarat terbaru mengenai perlunya jeda pemangkasan kembali datang dari Presiden Fed Boston Susan Collins. Dia mengatakan, dirinya melihat ambang batas yang relatif tinggi untuk pelonggaran tambahan dalam waktu dekat.
"Tanpa bukti memburuknya pasar tenaga kerja secara signifikan, saya akan ragu untuk melonggarkan kebijakan lebih jauh, terutama mengingat keterbatasan data inflasi akibat penutupan pemerintahan," kata Collins dalam konferensi perbankan di Boston.
Dia membuka peluang suku bunga perlu dipertahankan untuk beberapa waktu.
Ketua Fed Jerome Powell dua pekan lalu juga mengisyaratkan tantangan itu setelah bank sentral memangkas suku bunga ke kisaran 3,75–4,00 persen.
Pemangkasan lagi pada pertemuan 9–10 Desember, kata dia, masih jauh dari kata pasti, terutama karena belum adanya data resmi ekonomi.
Meskipun pemerintahan AS kembali dibuka, data resmi inflasi dan pasar tenaga kerja mungkin tidak akan dipublikasikan tepat waktu untuk pertemuan Fed berikutnya, bahkan mungkin tidak dirilis sama sekali.
(NIA DEVIYANA)