Pemangkasan Suku Bunga The Fed Semakin Pasti Kerek IHSG Sesi I
IHSG sesi I ditutup menguat 0,05 persen menjadi 7.436,12. Penguatan ini sejalan dengan penutupan bursa Amerika Serikat (AS) pada Jumat pekan lalu.
IDXChannel - IHSG sesi I ditutup menguat 0,05 persen menjadi 7.436,12. Penguatan ini sejalan dengan penutupan bursa Amerika Serikat (AS) pada Jumat pekan lalu yang ditutup naik seiring dengan rilis data positif di AS yang mendorong potensi penurunan suku bunga The Fed di Septembar 2024.
"Pergerakan IHSG hari ini ditopang oleh rilis data Indeks Harga Properti Residensial Indonesia yang tumbuh 1,76 persen YoY di kuartal II-2024 yang turut mendorong penguatan pada harga saham properti di hari ini," tulis riset harian Panin Sekuritas, siang ini.
Investor juga tengah menanti pertemuan Bank Indonesia (BI) pada pekan ini terkait keputusan BI Rate yang saat ini berada di level 6,25 persen.
"Berdasarkan konsensus, suku bunga BI masih akan dipertahankan di level saat ini, sembari menanti arah kebijakan moneter di global," menurut riset tersebut.
Untuk indeks sektoral ditutup bervariasi pada sesi I. Penguatan terbesar tejadi pada sektor konsumer siklikal sebesar 2,28 persen dan sektor bahan baku menguat 0,63 persen.
"Penguatan pada sektor konsumer siklikal didorong oleh kenaikan harga saham MSIN sebesar 16,51 persen seiring investor merespons positif terhadap adanya rencana stock split dengan rasio 1:5 yang akan diputuskan dalam RUPSLB pada 23 September 2024," kata riset tersebut.
Sementara pelemahan terbesar terjadi pada sektor consumer staples atau FMCG turun 0,66 persen.
Harga komoditas kompak melemah. Terpantau harga minyak brent turun 1,68 persen, batu bara anjlok 2,17 persen, dan Timah melemah 0,60 persen. Sementara harga emas menguat 2,03 persen. Rupiah menguat 0,04 persen ke Rp15.578 per USD.
Nilai perdagangan di pasar regular di sepanjang sesi I ini terpantau relatif stabil dengan nilai transaksi sekitar Rp4,9 triliun, lebih tinggi dari transaksi perdagangan pada Jumat minggu kemarin. Dari nilai transaksi pada sesi 1 didominasi oleh transaksi saham perbankan besar dan bahan baku.
Di sisi lain, yield obligasi untuk tenor 5 dan 10 tahun mencatatkan penurunan. Hal ini seiring dengan investor tengah menanti arah kebijakan The Fed terkait pemangkasan suku bunga setelah rilis data inflasi AS yang melambat.
"Saat ini, investor menunggu pidato Ketua Fed Powell dan risalah FOMC terbaru akhir minggu ini untuk wawasan lebih lanjut tentang kebijakan moneter," ujar riset tersebut.
(Fiki Ariyanti)