MARKET NEWS

Pemerintah Legalkan Umrah Mandiri, Begini Proyeksi Bisnis Arsy Buana (HAJJ) ke Depan

Taufan Sukma Abdi Putra 05/11/2025 20:26 WIB

Selain menggarap bisnis biro perjalanan, HAJJ memang diketahui juga memiliki lini bisnis khusus di segmen perhotelan.

Pemerintah Legalkan Umrah Mandiri, Begini Proyeksi Bisnis Arsy Buana (HAJJ) ke Depan (foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) meyakini kebijakan pemerintah yang melegalkan pelaksanaan umrah mandiri tidak akan berdampak secara signifikan terhadap bisnis Perseroan ke depan.

"Karena fasilitas hotel tetap akan jadi kebutuhan utama bagi seluruh jamaah, baik yang berangkat melalui biro perjalanan maupun secara mandiri. Jadi permintaan (hotel) tetap akan stabil," ujar Direktur Utama HAJJ, Saipul Bahri, dalam keterangan resminya, Senin (3/11/2025).

Selain menggarap bisnis biro perjalanan, HAJJ memang diketahui juga memiliki lini bisnis khusus di segmen perhotelan.

Tak hanya itu, pasar HAJJ sejauh ini juga tidak terbatas pada Indonesia saja, melainkan juga melayani jamaah dari berbagai negara Muslim di Asia Tenggara, Asia Tengah dan Timur Tengah.

Karenanya, dengan dua alasan itulah, Saipul pun merasa tak khawatir kebijakan umrah mandiri tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap kinerja HAJJ ke depan.

"Diversifikasi pasar ini menjadikan kinerja Perseroan tetap tangguh di tengah perubahan regulasi domestik," ujar Saipul.

Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, HAJJ tercatat membukukan total pendapatan sebesar Rp727,25 miliar, tumbuh 7,3 persen dibanding realisasi pendapatan pada periode sama di 2024 lalu, yang masih sebesar Rp677,89 miliar.

Pertumbuhan ini mencerminkan fokus strategis Perseroan dalam memperkuat dominasi layanan akomodasi dan hotel sebagai pilar utama bisnis.

Kontribusi segmen hotel tetap mendominasi pendapatan sebesar Rp647,55 miliar, atau 89,04 persen dari total pendapatan, meningkat dari Rp601,31 miliar pada 9M2024.

Sementara pendapatan dari paket layanan (land arrangement) yang mencakup visa, handling, bus, mutowif, dan pesawat naik menjadi Rp79,70 miliar dari Rp76,58 miliar pada periode sama 2024 lalu.

"Hasil kinerja Triwulan III-2025 menegaskan konsistensi strategi pertumbuhan berkelanjutan di tengah meningkatnya persaingan industri perjalanan religi," ujar Saipul.

Pilihan Perseroan untuk fokus pada segmen hotel dan akomodasi diklaim Saipul telah terbukti memperkuat posisi Perseroan di pasar.

"Permintaan perjalanan religi tetap kuat, dan strategi kami di Arab Saudi terbukti mampu memberikan dampak langsung terhadap profitabilitas," ujar Saipul.

Dari sisi profitabilitas, laba kotor meningkat signifikan sebesar 101 persen menjadi Rp91,23 miliar, dibanding Rp45,44 miliar pada 9M2024. 
Margin laba kotor juga melonjak dari 6,7 persen menjadi 12,54 persen, mencerminkan efisiensi pembelian kamar dan manajemen biaya yang lebih baik.

Pada level operasional, laba sebelum pajak (EBT) meningkat 94 persen menjadi Rp46,47 miliar, dibandingkan Rp23,99 miliar pada periode sama tahun lalu.

Laba bersih naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp35,50 miliar, tumbuh 113 persen dari Rp16,70 miliar di 9M2024. Selain itu, EBITDA melonjak 145 persen menjadi Rp68,21 miliar dengan margin 9,38 persen, memperlihatkan peningkatan efisiensi dan kinerja operasional yang sangat kuat.

"Kinerja semester ini memperlihatkan efektivitas strategi kami dalam menumbuhkan pendapatan tanpa mengorbankan efisiensi. Struktur biaya yang disiplin dan alokasi sumber daya yang tepat menjadi landasan penting bagi pertumbuhan jangka panjang," ujar Direktur Keuangan HAJJ, Agung Prabowo.

Dengan struktur keuangan yang semakin solid dan tren permintaan yang tetap kuat, menurut Agung, pihaknya yakin dapat mempertahankan momentum pertumbuhan hingga akhir 2025 dan memperkuat posisi sebagai penyedia layanan perjalanan religi yang terintegrasi dan terpercaya.

(taufan sukma)

SHARE