Pendapatan Diproyeksi Tumbuh Single Digit, Intip Prospek Saham SIDO
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diproyeksikan meraup pendapatan terbatas atau single digit pada 2025.
IDXChannel - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diproyeksikan meraup pendapatan terbatas atau single digit pada 2025.
Berdasarkan riset Phintraco Sekuritas, pendapatan SIDO diperkirakan tumbuh sekitar 2,42 persen YoY menjadi Rp4 triliun.
Kinerja SIDO dinilai masih akan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, dan tekanan pada beberapa segmen bisnis utama perseroan.
"Ada potensi pertumbuhan pendapatan yang terbatas pada FY25F untuk SIDO akibat daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, terutama di kalangan kelas menengah bawah," kata Research Analyst Phintraco Sekuritas, Muhamad Heru Mustofa dalam Initiate Report, dikutip Senin (6/10/2025).
Kendati demikian, proyeksi pertumbuhan full year ini lebih baik dibandingkan penurunan kinerja SIDO pada paruh pertama tahun ini.
Pada semester I-2025, SIDO mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 3,57 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp1,83 triliun.
Seluruh segmen bisnis SIDO mengalami pelemahan, dengan penurunan tertinggi terjadi pada segmen farmasi sebesar 5,06 persen YoY, disusul makanan dan minuman turun 4,22 persen, serta jamu dan suplemen turun 3,07 persen.
Meski demikian, kinerja kuartalan SIDO menunjukkan perbaikan. Laba bersih SIDO meningkat signifikan 57,78 persen quarter-on-quarter (QoQ) menjadi Rp368 miliar pada kuartal II-2025, seiring kenaikan pendapatan 31,74 persen QoQ menjadi Rp1,04 triliun.
Heru menilai lonjakan tersebut bersifat musiman dan belum mencerminkan pemulihan struktural pada daya beli masyarakat.
Katalis akhir tahun
Phintraco mencatat, proyeksi kinerja SIDO akhir tahun didasarkan pada perkiraan permintaan yang membaik di paruh kedua 2025.
Kondisi ini berlangsung seiring dengan datangnya puncak musim hujan antara November 2025 hingga Februari 2026, yang diprediksi mendorong permintaan produk unggulan SIDO.
"Hal ini berpotensi meningkatkan permintaan terhadap produk Tolak Angin milik SIDO," kata Heru.
Dari sisi efisiensi, SIDO juga tercatat melakukan penghematan signifikan pada biaya promosi dan iklan. Selama semester I-2025, beban iklan dan promosi turun 21 persen YoY menjadi Rp143 miliar, sehingga total beban operasional terkoreksi 15 persen YoY menjadi Rp288 miliar.
Heru menilai strategi tersebut dinilai sebagai langkah adaptif dalam menjaga margin di tengah tekanan daya beli masyarakat.
Selain faktor permintaan domestik, prospek ekspor turut menjadi penopang pertumbuhan SIDO. Penjualan ekspor tercatat naik 17 persen YoY dan berkontribusi 9,7 persen terhadap total pendapatan pada semester I-2025.
Phintraco juga menyoroti fundamental SIDO yang tetap solid, dengan posisi kas mencapai Rp624 miliar dan tanpa ketergantungan pada pinjaman bank maupun obligasi.
Valuasi wajar saham SIDO juga diperkirakan pada level Rp635 per saham, dengan potensi kenaikan 20,95 persen dari harga pasar saat ini.
Hingga Senin (6/10/2025) pukul 10:46 WIB, saham SIDO koreksi 0,95 persen ke Rp520 per saham. Transaksi net mencapai Rp3,26 miliar.
“Kami memberikan rekomendasi BUY untuk saham SIDO dengan nilai wajar Rp635 per saham, menggunakan metode Discounted Cash Flow dengan required return sebesar 8,26 persen dan terminal growth 2 persen,” tulisnya.
(DESI ANGRIANI)