Pendapatan Naik, Jababeka (KIJA) Pangkas Rugi Bersih Jadi Rp Rp43,1 Miliar
Jababeka (KIJA) membukukan pendapatan sebesar Rp1,13 triliun pada semester I 2022. Namun, perseroan masih mencatat rugi Rp43,1 miliar.
IDXChannel - PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan pendapatan sebesar Rp1.137,2 miliar pada semester I 2022. Angka tersebut meningkat 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan dari segmen Land Development & Properti Perseroan naik 15% menjadi Rp501,7 miliar per akhir Juni 2022, dari Rp 436,3 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Perseroan menjelaskan bahwa kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan tanah dan rumah menjadi Rp101,2 miliar pada semester I 2022 dari Rp74,4 miliar di periode yang sama tahun lalu. Kenaikan penjualan ruang kantor dan ruko menjadi Rp 100,9 miliar dari Rp62,9 miliar.
''Tidak hanya itu, kenaikan penjualan dari apartemen juga meningkat menjadi Rp43,0 miliar di 1H22 dari Rp33,0 miliar di 1H21, dan kenaikan penjualan tanah dan bangunan pabrik menjadi Rp42,3 miliar di 1H22 dari Rp19,1 miliar di 1H21'' tulis perseroan melalui pernyataan resmi yang dikutip oleh MPI, Kamis 9/1/22.
Perseroan melanjutkan bahwa juga terjadi penurunan penjualan tanah matang, dari Rp217,5 miliar pada semester I 2022 menjadi Rp190,4 miliar pada periode yang sama tahun ini. Itu karena berkurangnya kontribusi penjualan tanah di Kendal dari Rp185,2 miliar pada semester I 2022 menjadi Rp39,7 miliar per akhir Juni 2022
Penurunan penjualan dari Kendal ini dapat ditahan dengan peningkatan penjualan dari Cikarang menjadi Rp150,7 miliar pada paruh pertama tahun ini dari sebelumnya Rp39,7 miliar.
Sementara segmen Leisure & Hospitality Perseroan membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp51,7 miliar di semester pertama 2022, dari Rp49,7 miliar di tahun sebelumnya.
Hal ini merupakan hasil dari kinerja yang lebih baik dari segmen golf, yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 12% menjadi Rp36,3 miliar pada semester I 2022. Segmen golf diketahui berkontribusi 70% terhadap total pendapatan pilar Leisure & Hospitality di kuartal II 2022.
Pendapatan berulang yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur sebesar 51% dari total pendapatan pada semester pertama tahun 2022, dibandingkan dengan 56% pada semester pertama tahun 2021. Penurunan kontribusi ini terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi dari segmen Pengembangan Tanah & Properti pada semester I 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, laba kotor Perseroan meningkat 34% menjadi Rp582,9 miliar di 1H22. Pada saat yang sama, margin laba kotor konsolidasi Perseroan untuk semester pertama tahun 2022 tercatat sebesar 51% yang sebelumnya hanya sebesar 39% pada semester I 2021.
Perseroan mencatat rugi bersih Rp43,1 miliar pada semester I 2022 dibandingkan rugi bersih Rp105,6 miliar pada periode yang sama tahun 2021. Penyebab utama kerugian ini merupakan dampak pergerakan kurs (valas) di mana Perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp 168,8 miliar (rugi translasi) pada semester I 2022 dibandingkan rugi selisih kurs Rp112,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
EBITDA Perseroan pada 1H22 tercatat sebesar Rp479,3 miliar, meningkat 45% dibandingkan Rp330,5 miliar pada semester pertama tahun 2021, sebagian besar sejalan dengan peningkatan pendapatan dan laba kotor.
Total posisi kas Perseroan pada akhir semester pertama tahun 2022 tercatat sebesar Rp1.175,1 miliar, naik 6% dibandingkan Rp1.111,5 miliar pada akhir tahun 2021.
Dari sisi penjualan real estate Perseroan meraih Rp847,7 miliar pada semester pertama tahun 2022. Angka ini setara dengan 50% dari target penjualan real estate Perseroan selama setahun penuh sebesar Rp1.700 miliar, dan meningkat 61% dibandingkan dengan Rp526,0 miliar di 1H21.
Marketing sales dari Cikarang dan lain-lain menyumbang 68%, sedangkan Kendal sebesar 32%. Penjualan dari produk industri (tanah dan/atau tanah dengan standar bangunan pabrik) menyumbang 70%, sedangkan segmen residensial/komersial dan lain-lain menyumbang 30%.
Target marketing sales Perseroan sepanjang tahun 2022 sebesar Rp 1,7 triliun yang terdiri dari Rp 1,1 triliun dari Cikarang dan lain-lain, dan Rp 600 miliar dari Kendal.
(FRI)