IDXChannel - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) baru saja merilis laporan kinerja keuangannya di sepanjang tahun 2021 lalu. Dalam laporan tersebut, perusahaan beserta entitas anak usahanya berhasil membukukan nilai pendapatan total sebesar Rp2,49 triliun, tumbuh tipis sebesar empat persen dibanding realisasi tahun 2020 lalu.
Meski demikian, porsi pertumbuhan laba bersih perusahaan pada saat yang sama jauh lebih tebal, di mana pada tahun 2021 tercatat mencapai Rp87,6 miliar pada tahun 2021, tumbuh hingga 93,37 persen dibanding realisasi laba tahun 2020 yang masih sebesar Rp45,3 miliar.
Sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, Kamis (5/5/2022), pos pemasukan dari penjualan properti mengalami peningkatan sebesar tiga persen, dari Rp1,23 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp1,27 triliun pada 2021. Lonjakan tipis ini terdorong oleh peningkatan pendapatan rumah, apartemen, ruang kantor, dan ruko, dari semula Rp331,7 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp404,4 miliar pada tahun 2021.
Sebaliknya, terdapat penurunan pendapatan dari penjualan tanah dari Rp782,9 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp736,8 miliar pada tahun 2021. Ini terjadi akibat berkurangnya kontribusi penjualan tanah dari wilayah Kendal pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020.
Penjualan tanah dari Kendal mengalami penurunan sebesar 22 persen dari 50,2 hektar pada tahun 2020 menjadi 37,5 hektar pada tahun 2021. Sedangkan harga jual rata-rata di Kendal meningkat dari Rp1,25 juta per m2 pada 2020 menjadi Rp1,3 juta per m2 pada tahun 2021.
Pendapatan dari segmen infrastruktur perseroan (terutama listrik, air, air limbah, pengelolaan kawasan, dan pelabuhan) meningkat enam persen dari Rp1,06 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp1,12 triliun pada 2021. Ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan dari Jasa - Pemeliharaan dan Dry Port, yang masing-masing meningkat 14 persen dan 20 persen.
Sementara pendapatan Leisure & Hospitality membukukan penurunan pendapatan sebesar empat persen menjadi Rp94,3 miliar pada tahun 2021. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen vila dan pariwisata sebesar Rp6,9 miliar pada tahun 2021.
Kontributor utama pada pilar Leisure & Hospitality berasal dari segmen golf, yang memberikan kontribusi 66 persem terhadap pendapatan pilar ini pada tahun 2021, dibandingkan dengan 59 persen pada tahun 2020. (TSA)