MARKET NEWS

Pengamat Ungkap Perbedaan Kondisi Pasar Saham Saat Ini dengan Pemilu Sebelumnya

Anggie Ariesta 14/02/2024 09:21 WIB

pada pemilu kali ini dukungan yang diberikan ke tiga paslon tersebut terpecah. Bisa dikatakan tidak ada yang terlalu dominan.

Pengamat Ungkap Perbedaan Kondisi Pasar Saham Saat Ini dengan Pemilu Sebelumnya (foto: MNC media)

IDXChannel - Kalangan pengamat dan pelaku pasar masih terus mencoba membaca arah kecenderungan bursa saham di tengah pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024, pada hari ini, Rabu (14/2/2024).

Dalam upaya analisa tersebut, dinilai ada sejumlah perbedaan yang terjadi di pasar saat ini dengan kondisi yang ada saat pelaksanaan Pemilu-Pemilu sebelumnya, seperti pada 2019 lalu.

"Ada beberapa (perbedaan). Salah satunya soal jumlah paslon (pasangan calon) yang berkontestasi. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, paslonnya hanya dua, dan (dukungan) market saat itu jelas kecenderungannya ke Jokowi. Kalau sekarang, paslonnya tiga, dan kita belum lihat arah(dukungan pasar)nya lebih ke mana," ujar Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Reza Priyambada, Selasa (13/2/2024).

Belum adanya kejelasan arah pasar tersebut, menurut Reza, tergambar jelas pada nasib Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup melemah pada perdagangan Selasa (13/2/2024), atau sehari jelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2024.

Padahal menurut Reza, dengan masih adanya sejumlah sentimen positif dari emiten hingga market global yang sebelumnya cenderung berada di zona hijau, harusnya IHSG masih punya cukup alasan untuk dapat merangsek masuk ke zona hijau.

Tren negatif tersebut, dalam pandangan Reza, dapat terjadi sebagai bentuk antisipasi pelaku pasar yang tengah melihat dan menunggu (wait and see) terhadap hasil Pemilu.

"Pelemahan ini tampaknya mengantisipasi hasil Pilpres. Saat ini, jujur market belum terlihat akan ke arah mana dari pasangan capres-cawapres," tutur Reza.

Tak seperti Pemilu 2019 yang arah dukungan pasar dikatakan Reza terlihat jelas, pada pemilu kali ini dukungan yang diberikan ke tiga paslon tersebut terpecah. Bisa dikatakan tidak ada yang terlalu dominan.

"Simpelnya yang mau Saya katakan, siapa sih pengusaha yang mendukung mereka. Misal, di kubu paslon 1 ada Timnya Surya Paloh, begitupun di kubu paslon 2 dan 3, ada beberapa emiten juga di ketiga pasangan tersebut," tutur Reza.

Kemudian, lanjut Reza, emiten-emiten yang berhubungan dengan para paslon tersebut tentunya dapat terimbas positif secara sentimen jika paslon yang diusungnya memenangi Pemilu nanti. 

Untuk saham-saham ini bisa dicek di masing-masing pendukung para paslon, seperti INDY, VKTR, BRMS, PMMP, MNCN.

Secara umum bagaimana kondisi market pasca Pemilu, dari hasil riset Tim Reliance Sekuritas bahwa kondisi market bisa cenderung positif karena dianggap yang memenangi Pilpres merupakan pasangan pilihan market secara mayoritas.

"Ditambah dengan pilihan kabinet kementerian yang dianggap pro pasar semisal dengan program pembangunan infrastruktur, peningkatan kegiatan manufaktur, dan lainnya yang bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa konsisten bertumbuh," ungkap Reza.

Untuk 2024 ini, Tim Riset Reliance Sekuritas menargetkan JCI pada FY24F di level 7,810 untuk base scenario dan 8,010 untuk bull skenario dengan asumsi kecenderungan indeks yang mengalami pertumbuhan di tahun pemilu dan target P/E di level 15,23x (-1 STD trailing P/E).

Beberapa sektor dan saham yang dapat menjadi pertimbangan (selain dari saham-saham pendukung paslon) diantaranya Banking (BBCA, BRIS); Telco & Tower (TLKM, MTEL, TOWR); Property (CTRA, BSDE), dan lainnya. (TSA)

SHARE