MARKET NEWS

Penghimpunan Dana Lewat Penawaran Umum di Pasar Modal Tembus Rp266,41 Triliun

Anggie Ariesta 29/12/2022 16:54 WIB

Hingga 28 Desember 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 224 penawaran umum.

Penghimpunan Dana Lewat Penawaran Umum di Pasar Modal Tembus Rp266,41 Triliun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pulihnya aktivitas ekonomi di dalam negeri seiring membaiknya pandemi Covid-19 mendorong aktivitas penghimpunan dana melalui Pasar Modal terus meningkat.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, hingga 28 Desember 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 224 penawaran umum.

Secara rinci, terdapat i 57 Penawaran Umum Perdana Saham, 44 Penawaran Umum Terbatas, 123 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk. Dengan total keseluruhan nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp266,41 triliun.

“Dari 224 kegiatan emisi tersebut, kami mencatat emiten baru yang berhasil melantai di Bursa Efek sebanyak 63 Emiten," ungkap Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022 di Gedung BEI Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Kemudian, pasca diterbitkannya POJK Nomor 57 tahun 2020 tentang Securities Crowd Funding (SCF), penghimpunan dana securities crowdfunding terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

OJK mencatat per 28 Desember 2022 jumlah total penghimpunan dana secara nasional melalui SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 334 pelaku UMKM dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp713,29 miliar dari 135.778 investor melalui 13 platform penyelenggara SCF.

Pertumbuhan jumlah emiten dan SCF ini diikuti oleh pertumbuhan jumlah investor ritel yang meningkat hampir 10 kali lipat dibandingkan 5 (lima) tahun terakhir.

"Kami mencatat, sejak tahun 2020, pertumbuhan jumlah investor Pasar Modal setiap tahunnya lebih dari 2,5 juta sehingga per 28 Desember 2022 menembus 10,3 juta SID," jelas Inarno.

Pertumbuhan jumlah investor saat ini masih didominasi oleh investor berusia di bawah 30 tahun yang mencapai 58,74%. Menurut Inarno hal ini merupakan pertanda bagus bagi perekonomian Indonesia.

Itu karena generasi muda sejak usia dini sudah mulai melek investasi. “Selain itu, generasi milenial & gen-Z  yang akan meneruskan perjuangan kita semua untuk membawa Indonesia menjadi pusat perekonomian dunia dalam rangka menyongsong Indonesia Emas tahun 2045,” pungkasnya.

(FRI)

SHARE