MARKET NEWS

Penjualan Otomotif Melesat Terdorong ‘Hype’ EV, Intip Potensi ASII-IMAS Cs

Melati Kristina - Riset 21/11/2022 06:30 WIB

Industri otomotif sedang moncer seiring kenaikan penjualan selama 10 bulan 2022 serta tumbuhnya potensi kendaraan listrik di Tanah Air.

Penjualan Otomotif Melesat Terdorong ‘Hype’ EV, Intip Potensi ASII-IMAS Cs. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Sektor otomotif mencatatkan penjualan yang melesat sepanjang 10 bulan 2022 sejalan dengan proyeksi penjualan kendaraan roda empat oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang mencapai 950 ribu unit di tahun 2022.

Selain itu, sentimen pengembangan kendaraan listrik juga jadi prospek menarik kedepannya bagi emiten-emiten di industri ini.

Dilansir dari riset Samuel Sekuritas Indonesia bertajuk “Automotive Sector: 10M22 Auto Sales” yang dirilis pada Selasa (15/11), penjualan otomotif di Indonesia termasuk kendaraan roda dua dan roda empat masing-masing tumbuh 20,9 persen dan 23,3 persen year on year (yoy) di bulan Oktober.

Sedangkan penjualan kendaraan roda empat sepanjang 10 bulan 2022 mencapai 851,41 ribu unit dan kendaraan roda dua mencapai 4,15 juta unit. (Lihat grafik di bawah ini.)

“Kami melihat pertumbuhan positif penjualan otomotif Indonesia pada Oktober 2022 denganpenjualan kendaraan roda dua mencapai 537,59 ribu unit setelah mengalami penurunan di kuartal II-2022 karena kekurangan semikonduktor,” tulis riset tersebut.

Adapun Samuel Sekuritas juga menyebutkan, penjualan kendaraan roda empat juga memuaskan di bulan Oktober, yakni mencapai 93,20 ribu unit.

Pemain Industri Otomotif Tanah Air

Melesatnya penjualan otomotif sepanjang 10 bulan di tahun ini menjadi ladang cuan bagi pemain sektor ini. Seperti PT Astra International Tbk (ASII) yang menjadi pemimpin pasar dalam penjualan otomotif di 10 bulan 2022.

Melansir dari Samuel Sekuritas, pangsa pasar kendaraan roda empat dari ASII mencapai 55 persen dengan merek andalannya, yaitu Toyota dan Daihatsu. Sedangkan dalam segmen kendaraan roda dua, ASII memiliki pangsa pasar di atas 70 persen dengan Honda sebagai merek andalannya.

Selain itu, ASII juga menjadi distributor dari berbagai merek lainnya seperti Lexus, Isuzu, UD Trucks, hingga mobil mewah, yakni Peugeot dan BMW.

Selain ASII, terdapat perusahaan otomotif lainnya yang melantai di bursa, yakni PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), dan PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS).

DRMA merupakan perusahaan otomotif yang bergerak di bidang manufaktur dari berbagai macam komponen Original Equipment Manufacturer (OEM) untuk kendaraan roda dua dan roda empat.

Adapun emiten yang dimiliki oleh konglomerat TP Rachmat ini menjadi pemasok untuk produsen otomotif roda dua seperti Honda, Yamaha, dan Kawasaki. Sedangkan di segmen kendaraan roda empat, DRMA juga menjadi pemasok Toyota, Daihatsu, Hyundai, Mitshubisi, dan Suzuki.

Selanjutnya, yaitu IMAS yang merupakan distributor penjualan kendaraan dan suku cadang, perakitan kendaraan bermotor, serta produsen komponen otomotif. Perusahaan milik Grup Salim ini juga bergerak di bidang lainnya seperti pembiayaan kendaraan bermotor hingga jual beli kendaraan bekas.

Melalui anak usahanya, emiten ini juga memegang merek-merek ternama seperti KIA, Nissan, Suzuki, dan Hino. Selain itu, IMAS juga menjadi distributor mobil mewah seperti Audi, Jaguar, Land Rover, hingga Volkswagen.

Emiten dealer lainnya yaitu CARS, yang merupakan dealer Toyota dengan area pemasaran utamanya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Nasmoco Group.

Berdasarkan laporan tahunan emiten pada 2021, CARS memiliki 24 dealerNasmoco di 16 kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Selain itu, emiten ini juga memiliki 31 outlet CARfix di 18 kota.

Adapun kegiatan usaha dari CARS meliputi jasa perbaikan kendaraan hingga perdagangan dan distribusi suku cadang melalui anak usahanya, yakni PT Meka Adipratama dan PT Global Carfix Indonesia.

Selain emiten-emiten yang sudah disebutkan di atas, terdapat emiten lainnya yang berkecimpung di industri ini.

Salah satunya adalah PT Selamat Sempurna (SMSM) yang bergerak di bidang pembuatan spareparts otomotif dan mesin, seperti filter, radiator, oil coolers, dan press parts. Selain itu SMSM juga memegang merek dagang Sakura Filter yang terdaftar di lebih dari 100 negara.

Selanjutnya, yakni PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang bidang usahanya meliputi pembuatan barang dari karet, termasuk ban dan tabung untuk kendaraan.

Emiten yang sahamnya dikoleksi oleh Lo Kheng Hong ini turut memproduksi dan mendistribusikan ban dengan merek GT Radial, Gajah Tunggal, Giti, dan Zeneos. Selain itu, emiten ini juga memasarkan merek lisensi seperti IRC Tire dan IRC Japan.

Tak hanya GJTL, ada dua emiten lain yang juga memproduksi ban, yakni PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) dengan merek Goodyear dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dengan jenama Achilles dan Corsa.

Terakhir, yaitu PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang merupakan perusahaan produsen dan distributor komponen otomotif untuk roda dua dan roda empat.

AUTO merupakan bagian dari Grup Astra dan merupakan anak usaha dari ASII. Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan saham ASII di emiten ini per 31 Oktober 2022 mencapai 80 persen.

Adapun produk suku cadang unggulan dari AUTO diantaranya adalah GS Astra, Incoe, Aspira, dan Federal. Selain itu, AUTO juga memproduksi ban untuk kendaraan roda dua dan truk dengan merek Aspira dan Pirelli.

Tak hanya itu, AUTO turut memproduksi pelumas untuk kendaraan roda empat dan idustri dengan merek Shell Helix Astra dan Shell Advance.

Merambah Segmen Kendaraan Listrik

Selain menjadi produsen komponen-komponen otomotif, AUTO juga mengembangkan ekosistem kendaraan listrik atawa electric vehicle (EV).

Direktur AUTO, Hamdhani Dzulkarnaem Salim menyebutkan, pengembangan EV akan mencakup perdagangan maupun manufaktur.

"Kami juga berusaha menyiapkan EV Ecosystem dalam konteks kami tetap ingin menjadi pemain utama di dunia otomotif walaupun situasi sudah berubah dengan munculnya elektrifikasi," kata Hamdhani dalam public expose, Selasa (4/10).

Dari sisi manufaktur, AUTO memiliki potensi sumber daya yang mumpuni untuk menggarap komponen suku cadang EV baik roda dua maupun roda empat. Adapun saat ini, perusahaan sedang mengikat perjanjian rencana produksi dengan OEM.

AUTO juga tercatat memiliki Astra Otopower yang merupakan fasilitas pengisian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang digunakan oleh EV roda empat.

Senada dengan anak usahanya, ASII juga ikut mengembangkan EV di Tanah Air. Adapun emiten ini menargetkan bisa merilis 30 model EV hingga tahun 2023 mendatang dengan target penjualan mencapai 3,5 juta unit.

Adapun partnernya yaitu Honda Motor berencana memperkenalkan lima model electric bicycledengan harga terjangkau bagi masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Selain perusahaan Grup Astra, DRMA juga tengah bersiap mengembangkan stasiun pengisian baterai EV. Selain itu, perusahaan ini turut mengembangkan kendaraan roda tiga hingga sepeda listrik.

Sebelumnya, terdapat emiten lain yang sudah terjun di industri EV terlebih dahulu, yakni PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS). Adapun SLIS merupakan produsen sepeda listrik dan motor listrik yang berfokus pada perakitan kendaraan listrik.

Catatkan Kinerja Keuangan dan Saham yang Melesat

Naiknya penjualan kendaraan seperti yang sudah disinggung di atas tentunya berdampak pada tumbuhya kinerja keuangan emiten-emiten otomotif selama periode 9 bulan 2022.

Melansir laporan keuangan emiten, IMAS mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih yang mengungguli emiten lainnya. Adapun pendapatan bersih yang dibukukan di periode ini mencapai Rp18,71 triliun atau melesat 33,11 persen secara yoy.

Naiknya pendapatan bersih IMAS diiringi dengan keberhasilan emiten ini dalam membalik rugi menjadi laba di 9 bulan 2022. Adapun laba bersih yang dibukukan IMAS pada periode ini mencapai Rp335,75 miliar.

Melesatnya pendapatan bersih IMAS ditopang oleh naiknya berbagai segmen pendapatan dari emiten ini. Menurut laporan keuangannya, pendapatan bersih dari pihak ketiga IMAS melesat 32,75 persen yoy dari Rp13,01 triliun di 9 bulan 2021 menjadi Rp17,27 triliun di 9 bulan 2022.

Sedangkan dari segmen tersebut, pendapatan dari mobil, truk, dan alat berat juga terkerek hingga 34,44 persen menjadi Rp8,06 triliun. Adapun pendapatan dari segmen ini berkontribusi 43,10 persen terhadap total pendapatan bersih IMAS.

Selain IMAS, emiten lainnya yang turut berhasil membalik rugi menjadi laba atau turnaround yaitu CARS. Adapun laba bersih yang dibukukan CARS di 9 bulan 2022 mencapai Rp112,50 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu CARS masih menanggung rugi sebesar Rp384,07 miliar.

CARS juga memperoleh pendapatan bersih di 9 bulan 2022 sebesar Rp3,98 triliun atau melesat hingga 11,10 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)

Sedangkan, dari segi pertumbuhan laba bersih, DRMA mengungguli emiten lainnya dengan mencatatkan laba bersih di 9 bulan 2022 sebesar Rp249,94 miliar atau melambung 70,10 persen secara yoy.

Melesatnya laba bersih DRMA juga diiringi dengan naiknya pendapatan bersih emiten yang mencapai Rp2,66 triliun atau tumbuh 27,91 persen.

Sementara, ASII juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih dan laba bersih yang masing-masing melesat sebesar 32,23 persen dan 55,77 persen.

Adapun pendapatan bersih dan laba bersih yang dibukukan di periode ini masing-masing sebesar Rp221,35 triliun dan Rp23,33 triliun.

Selain mencatatkan kinerja keuangan yang melesat di 9 bulan 2022, emiten-emiten di atas juga mencatatkan pertumbuhan harga saham yang melesat secara year to date (YTD).

Dari kinerja harga saham, CARS mengungguli emiten lainnya. Adapun BEI mencatat, per Kamis (17/11), harga saham CARS secara YTD melonjak hingga 84 persen.

Sedangkan emiten lainnya yaitu DRMA dan IMAS harga sahamnya juga melambung masing-masing sebesar 19,61 persen dan 16,57 persen secara YTD.

Sementara berdasarkan data BEI di periode yang sama, kinerja saham ASII juga menguat sebesar 10,53 persen sepanjang tahun 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sektor Otomotif Bakal Melanjutkan Kinerja Positif Kedepannya

Selain mencatatkan kinerja saham dan keuangan melesat sepanjang 2022, emiten-emiten sektor otomotif diproyeksi akan melanjutkan kinerja positif kedepannya.

Sebagaimana disebutkan dalam riset di atas, Samuel Sekuritas memilih ASII dan DRMA sebagai pilihan utama dengan mempertimbangkan prospek industri serta strategi yang direncanakan perusahaan untuk mendorong pertumbuhan kinerjanya.

Rencana ASII dalam meluncurkan dua model kendaraan listrik roda dua pada 2024 hingga 2025 mendatang dinilai Samuel Sekuritas dapat menjadi sentimen positif bagi kinerja keuangan hingga saham emiten.

Di lain pihak, DRMA juga akan memasuki industri EV melalui lokalisasi komponen hingga proyek penggarapan stasiun pengisian baterai. Adapun emiten ini juga bakal membuka pabrik barunya yang akan memproduksi komponen roda empat pada tahun depan.

“Kami optimis bahwa kami akan meilihat pertumbuhan penjualan lebih lanjut hingga akhir tahun 2022,” tulis Samuel Sekuritas dalam risetnya.

Adapun sikap optimistis Samuel Sekuritas terhadap industri ini sejalan dengan proyeksi Gaikindo mengenai penjualan kedaraan roda empat yang akan mencapai 950 ribu unit hingga akhir tahun 2022.

“Salah satu faktor yang mungkin membantu meningkatkan pertumbuhan adalah inovasi produk baru, termasuk EV dan hybrid,” tulis riset tersebut.

Sementara tren EV juga merambah ke sektor kendaraan roda dua seiring beberapa perusahaan yang sudah mulai memproduksi jenis kendaraan ini.

Adapun perusahaan yang telah mengembangkan sayapnya untuk memproduksi EV roda dua, yaitu PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui Alva, PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) melalui Volta, serta PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melalui Gesits.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga mendukung pengembangan EV di Tanah Air dengan menetapkan target untuk memiliki EV roda dua sebesar 2 juta pada tahun 2025 mendatang.

Keseriusan pemerintah dalam mempercepat penggunaan EV di Tanah Air juga tercermin dari Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 2022 mengenai aturan penggunaan EV sebagai kendaraan dinas instansi pemerintah pusat dan daerah.

Dengan demikian, selain ditopang oleh tumbuhnya penjualan, sektor otomotif masih prospektif kedepannya seiring potensi pengembangan EV yang bisa jadi sentimen positif bagi kinerja emiten-emiten di sektor ini.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE