MARKET NEWS

Penyebab Laba Vale Indonesia (INCO) Turun Tajam di 2024

Rahmat Fiansyah 26/02/2025 16:33 WIB

- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat laba bersih USD57,8 juta pada 2024, turun 79 persen dibandingkan 2023 yang sebesar USD274 juta.

- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat laba bersih USD57,8 juta pada 2024, turun 79 persen dibandingkan 2023 yang sebesar USD274 juta. (Foto: Dok. Vale)

IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat laba bersih USD57,8 juta pada 2024, turun 79 persen dibandingkan 2023 yang sebesar USD274 juta.

Penurunan laba bersih Vale itu tidak terlepas dari berbagai faktor. Pertama, harga rata-rata nikel matte turun 24 persen di 2024 sehingga pendapatan perseroan merosot 23 persen menjadi USD950 juta. Harga realisasi nikel matte pada 2024 tercatat USD13.086 per metrik ton (t) sementara 2023 mencapai USD17.329.

Padahal, produksi nikel matte INCO masih naik tipis dari 70.729 t menjadi 71.311 t. Lalu, penjualan nikel matte juga naik dari 71.108 t menjadi 72.625 t.

"Produksi PT Vale pada tahun 2024 mencapai 71.311 t, melampaui target tahunan sebesar 70.805 t dan melampaui produksi tahun lalu sebesar 70.728 t," kata CEO & Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy lewat keterangan resmi, Rabu (26/2/2025).

Febriany mengatakan, volume penjualan nikel matte meningkat terutama pada kuartal IV-2024. Kenaikan penjualan ini berkontribusi pada EBITDA perseroan yang tercatat USD54,1 juta, naik 15 persen secara kuartalan.

"Secara tahunan, EBITDA kami tetap positif dan kuat berada di USD225,9 juta," ujarnya.

Pada kuartal IV-2024, INCO meraup laba bersih USD6,7 juta sehingga membuat laba bersih setahun penuh menjadi USD57,8 juta. Febriany menjelaskan alasan kedua laba bersih INCO turun lebih tajam dibandingkan pendapatan atau laba kotor karena memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi atas pengakuan nilai wajar aset derivatif atas investasi INCO.

Komponen ini terkait hak partisipasi atas investasi Perseroan di PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) dan PT Huali Nickel Indonesia (HNI). PT KNI merupakan perusahaan patungan antara INCO bersama Ford Motor Co dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd. sementara PT HNI antara INCO dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd.

Penyesuaian harga derivatif ini merupakan kerugian yang belum terealisasi yang bersifat non-operasional. Nilai kerugian tersebut sekitar USD19,9 juta.

"Sehingga laba bersih kami yang dinormalisasi adalah USD4,6 juta pada kuartal IV-2024 dan USD73,3 juta secara setahun penuh," katanya.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE