MARKET NEWS

Peran Teknologi di Bursa: Permudah Transaksi hingga Jangkau Generasi Muda

Febrina Ratna 11/08/2023 18:38 WIB

Kemajuan teknologi dan munculnya era digitalisasi membawa perubahan terhadap kehidupan manusia. Tak terkecuali di pasar modal.

Peran Teknologi di Bursa: Permudah Transaksi hingga Jangkau Generasi Muda. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Kemajuan teknologi dan munculnya era digitalisasi membawa perubahan terhadap kehidupan manusia. Tak terkecuali di pasar modal.

Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam perjalanannya selama 46 tahun pada 2023 ini terus berkembang seiring kemajuan zaman dan teknologi. Mulai dari pencatatan hingga perdagangan saham yang dahulunya menggunakan kertas sekarang bisa dilakukan hanya melalui sentuhan di layar komputer bahkan ponsel.

Semuanya semakin mudah dan efisien dengan adanya teknologi. Hal itu tentunya membawa dampak bagi pelaku pasar modal, yaitu investor, emiten, hingga calon emiten.

Jejak Teknologi di BEI

Jika menelisik sejarah BEI, masuknya teknologi digital di pasar modal bermula pada 22 Mei 1995 di mana BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah platform yang menjalani sistem otomatisasi transaksi secara elektronik guna memperkuat infrastruktur perdagangan.

Setelah penggabungan BES ke dalam BEJ menjadi BEI, penerapan teknologi tetap menjadi salah satu fokus Bursa. Dengan terus mengedepankan teknologi digitalisasi, BEI sejak tahun 2018 menggunakan fasilitas JATS NEXT-G sebagai mekanisme sistem perdagangan efek.

Saat ini, JATS NEXT-G menggunakan sistem perdagangan X-stream INET yang telah diimplementasikan di bursa-bursa negara-negara maju. Untuk meningkatkan efisiensi performa, pusat data perdagangan efek (data center) dipindahkan dari gedung perkantoran ke gedung khusus data center.

Kemudian jejak digitalisasi terus berlanjut, hingga pada 10 Agustus 2020 bertepatan dengan anniversary reaktivasi Pasar Modal Indonesia ke-43, diluncurkan sistem e-IPO.

Selain itu, BEI berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi dan Institusi mendirikan Galeri Investasi BEI. Di akhir tahun 2020, Perseroan mencatatkan 504 Galeri Investasi BEI, serta 402 Komunitas investor. Selama pandemi, Galeri Investasi BEI dan Komunitas juga memanfaatkan digitalisasi terutama dalam melakukan aktivitas-aktivitas mereka secara virtual.

BEI pun terus memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan sistem perdagangan pasar modal, memberikan informasi dan edukasi dengan sarana digital. Beberapa kebijakan yang dibuat pada 2022 yaitu On boarding (pembukaan akun), proses IPO (e-registration, e-IPO), aktivitas perdagangan yang sudah dilakukan secara online, keterbukaan informasi perusahaan tercatat dan berbagai data perdagangan sampai dengan aktivitas pengawasannya.

Kemudian, mengimplementasikan Protokol Baru yakni FIX 5, ITCH dan OUCH yang bertujuan untuk memperbarui protokol perdagangan dengan teknologi terkini serta meningkatkan competitiveness dibandingkan dengan Bursa global lainnya. Hingga akhir tahun 2022, penerapan Protokol baru ini juga telah diimplementasikan oleh seluruh Anggota Bursa/

Ada juga upaya digitalisasi penyebaran informasi dan kegiatan edukasi online seperti: sosialisasi peraturan melalui zoom, diskusi dengan asosiasi terkait melalui media digital, survei melalui media digital, hingga sosialisasi edukasi pasar modal online yang menjangkau seluruh Indonesia.

Tak hanya itu, BEI kembali berinovasi dengan menyediakan informasi pasar modal dalam bentuk mobile application bernama IDX Mobile yang diluncurkan tepat pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-31 BEI pada Kamis (13/7/2023).

IDX Mobile merupakan salah satu layanan BEI dalam bentuk mobile application yang menyediakan data real-time, seperti harga saham, indeks, berita perusahaan tercatat, laporan keuangan, komoditas, dan lainnya. Beragam fitur terdapat pada IDX Mobile, antara lain fitur Capital Market Info yang merupakan informasi real-time pergerakan saham di pasar modalfitur Stock Heatmap menggambarkan visualisasi kinerja saham untuk memudahkan analisis.

Selain itu, terdapat pula fitur Virtual Trading untuk simulasi kegiatan transaksi jual-beli saham, sehingga masyarakat bisa mendapatkan pengalaman praktis transaksi secara real-time tanpa mendapatkan risiko finansial. Masyarakat umum serta investor bisa mendapatkan IDX Mobile melalui App Store, maupun Play Store. 

“Kami harap IDX Mobile tidak hanya berkontribusi dalam meningkatkan inklusi dan literasi pasar modal Indonesia, tetapi juga memperluas pemanfaatan informasi pasar modal untuk seluruh masyarakat, baik domestik maupun mancanegara”, ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman pada peluncuran IDX Mobile.

Tak hanya sekedar aplikasi biasa, BEI berencana mengembangkan aplikasi mobile IDX Mobile menjadi Super Apps

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Unit Penjualan dan Pemasaran Data BEI, Lulu Meutia, yang mengatakan pengembangan tersebut dilakukan untuk mendukung literasi pasar modal di Indonesia

"Nanti kita akan merencanakan mobil aplikasi ini akan menjadi sebuah Super Apps untuk mendukung edukasi sosialisasi dan juga menginformasi pasar modal Indonesia," katanya dalam Market Review IDXChannel, Selasa (25/7/2023). 

Dampak Teknologi bagi Pelaku Pasar Modal

Adapun kemajuan digitalisasi di BEI begitu berdampak saat pandemi Covid-19 pada 2020. Dengan adanya digitalisasi, tahun 2020 menjadi tahun kebangkitan investor ritel dalam negeri di Pasar Modal Indonesia.

Sepanjang sejarah pasar modal di Indonesia, aktivitas investor ritel domestik dari sisi harian dan bulanan tertinggi adalah pada tahun 2020. Rata-rata Single Investor Identifications (SID) aktif per hari di 2020 meningkat 73,62% menjadi 94.704 dari 54.547 pada tahun 2019, sedangkan dari rata-rata investor aktif per bulan di sepanjang 2020 meningkat 57,92% menjadi 293.886 dari 186.102 pada tahun 2019.

Dengan memanfaatkan digitalisasi, pelaku pasar dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang pasar modal melalui jaringan internet, mulai dari website hingga berbagai platform media sosial. Investor juga dengan mudah melakukan transaksi di mana saja dengan online trading.

Di sisi lain, digitalisasi juga berdampak pada minat perusahaan melantai di Bursa. Hingga Agustus 2023, BEI menyatakan ada 63 perusahaan tercatat baru dengan total 887 emiten.

Peningkatan ini diklaim sebagai yang tertinggi secara tahunan di antara bursa-bursa regional Asia Tenggara. Bahkan dalam lima tahun terakhir, kenaikan jumlah emiten BEI mencapai 43,29 persen dibandingkan periode sama tahun 2018 yang mencapai total 619.

"Performa pencatatan efek saham tersebut merupakan yang tertinggi apabila dibandingkan dengan bursa saham lain di ASEAN," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman, di Gedung BEI, Kamis (10/8/2023)

Di sisi lain, digitalisasi dan kemajuan teknologi mampu menjangkau investor muda. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat hingga Mei 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 11,6 juta orang.

Dari total jumlah investor itu, sebanyak 37,27% merupakan investor perempuan, dan 62,73% investor laki-laki. Sebanyak 57,81% investor berusia di bawah 30 tahun, 22,94% berusia 31-40 tahun, 11,11% berusia 41-50 tahun, dan sisanya berusia di atas 51 tahun. 

Hal ini membuktikan semakin tingginya minat investor muda di Indonesia yang bahkan berusia di bawah 30 tahun. Meskipun, dari sisi jumlah aset terbesar masih dimiliki oleh investor berusia di atas 60 tahun, yakni senilai Rp759 triliun! Sementara total nilai aset di pasar modal Indonesia mencapai Rp1.302 triliun. 

(FRI)

SHARE