Permintaan Batu Bara Melonjak, Laba Pelita Samudera (PSSI) Naik 149 Persen
PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mencetak laba bersih periode berjalan sebesar USD7,25 juta.
IDXChannel - PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mencetak laba bersih periode berjalan sebesar USD7,25 juta.Realisasi tersebut melesat 149,14% dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar USD 2,91 juta.
Mengutip program 1st Session Closing Market IDX, Lonjakan laba bersih PSSI didapat setelah pendapatan usaha perusahaan juga melonjak tajam di periode Januari-Juni 2021. Terlihat pendapatan usaha PSSI mencapai USD 45,66 juta hingga akhir Juni 2021. Jumlah itu naik 28,51% dibandingkan dengan pendapatan usaha di semester I-2020 silam.
Kenaikan pendapatan usaha turut mengerek beban pokok perusahaan. Pada semester I-2021, beban pokok pendapatan Pelita Samudera naik 23,87% secara tahunan (yoy) menjadi US% 35,54 juta.
PT. Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) adalah penyedia solusi logistik dan transportasi laut kepada perusahaan-perusahaan pertambangan batubara di Indonesia. Kinerja cemerlang tersebut tak lepas dari kenaikan permintaan batu bara di seluruh dunia. Hal itu juga mendorong kenaikan harga batu bara hingga mencetrak rekor tertinggi.
Harga batu bara di pasar ICE NewCastle Coal (Australia) naik sebanyak 1,38 persen per ton pada penutupan perdagangan yang berlangsung Rabu (12/8/2021) kemarin. Dengan demikian, harga telah melonjak hingga menyentuh angka USD163,8 per ton, tertinggi sejak 2008.
Tak hanya di dunia, harga indeks batu bara Indonesia atau Indonesian Coal Index juga ikut mengalami lonjakan yang sama, di mana untuk 4.200 GAR (Gross As Received) telah naik menjadi USD47,78 per ton pada semester pertama tahun 2021, dari USD30,61 per ton pada tahun sebelumnya.
Sementara berdasarkan data harga batu bara acuan yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanjak naik menjadi USD130,99 per ton, dari sebelumnya senilai USD115,35 per ton.
Sejumlah ekonom menilai pemulihan ekonomi telah mendorong naiknya harga batu bara di seluruh dunia, di mana permintaan listrik mengalami peningkatan. Di Jerman, pembangkitan listrik dengan menggunakan batu bara naik 16% pada pekan lalu dibandingkan pekan sebelumnya, menjadi 2.784 MWh.
Sedangkan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non-migas Indonesia pada Januari-Juni 2021 adalah USD 97,06 miliar. Nilai ini mengalami kenaikan pesat dibandingkan semester I-2020, yakni sebesar 34,06 persen.
Dari nilai tersebut, USD12,7 miliar atau 13,08% adalah ekspor bahan bakar mineral yang didominasi batu bara. Angka tersebut masih kalah dibandingkan ekspor dari lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi minyak sawit mentah/CPO) yang sebesar USD 14,08 miliar. (TIA)