Polychem (ADMG) Tutup Permanen Bisnis Polyester, Ini Alasannya
PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) akhirnya menutup secara permanen divisi polyester setelah berhenti beroperasi sejak 2022.
IDXChannel - PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) akhirnya menutup secara permanen divisi polyester. Penutupan ini dilakukan setelah bisnis tersebut berhenti beroperasi sejak tiga tahun lalu.
Perusahaan kimia dan polyester yang terafiliasi dengan PT Gadjah Tunggal Tbk (GJTL) tersebut sebelumnya pada Maret 2022 menghentikan operasional bisnis polyester akibat dampak pandemi Covid-19 serta geopolitik yang berkelanjutan. Kondisi ini membuat harga minyak mentah yang menjadi bahan baku naik, sedangkan dari sisi permintaan masih lesu.
Wakil Presiden Direktur Polychem, Djali Halim mengatakan, Direksi Polychem akhirnya mengusulkan penutupan permanen bisnis polyester setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada 14 November 2025.
"Perseroan memutuskan untuk melakukan penghentian permanen segmen usaha polyester karena mengalami kerugian berturut-turut selama beberapa tahun terakhir, dan tidak lagi memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan, serta strategi jangka panjang perseroan," katanya, Senin (17/11/2025).
Kerugian tersebut, kata Djali, tidak terlepas dari tekanan harga jual akibat kelebihan pasokan global, kebijakan impor, dan kompetisi ketat dengan produk impor. Selain itu, tantangan juga datang dari fluktuasi harga bahan baku dan utilisasi yang rendah, sehingga membuat bisnis menjadi tidak efisien.
Dia menerangkan, manajemen telah melakukan berbagai upaya efisiensi dan restrukturisasi internal. Namun, langkah-langkah yang diambil tidak mampu untuk mengembalikan profitabilitas divisi polyester.
"Oleh karena itu, penghentian kegiatan segmen operasi divisi polyester dipandang sebagai langkah strategis yang tepat untuk menjaga keberlanjutan dan kesehatan keuangan Perseroan secara keseluruhan," ujarnya.
Djali mengklaim penutupan bisnis polyester tidak berdampak pada kelangsungan usaha perseroan, karena tidak beroperasi selama tiga tahun. Dengan kata lain, perseroan saat ini mengandalkan divisi kimia.
Divisi polyester milik Polychem beroperasi di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat. Sementara pabrik divisi kimia berlokasi di Bojonegara, Serang, Banten.
Hingga kuartal III-2025, Polychem membukukan penjualan bersih sebesar USD106,3 juta, melesat 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun laba bersih perseroan tercatat USD1,05 juta, membaik dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang merugi USD4,1 juta.
(Rahmat Fiansyah)