MARKET NEWS

Potensi Pasar Menjanjikan, Kimia Farma (KAEF) Fokus Benahi Fundamental Bisnis

Cahya Puteri Abdi Rabbi 05/06/2024 11:12 WIB

Sepanjang 2023, upaya bersih-bersih dan pembenahan operasional dilakukan KAEF, termasuk dalam penyajian Laporan Keuangan Tahunan 2023.

Potensi Pasar Menjanjikan, Kimia Farma (KAEF) Fokus Benahi Fundamental Bisnis (foto: MNC media)

IDXChannel - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) baru saja merilis Laporan Keuangan (LK) audited untuk tahun buku 2023 lalu.

Berdasarkan LK tersebut, KAEF terkonfirmasi berhasil membukukan nilai penjualan sebesar Rp9,96 triliun.

Capaian tersebut terhitung tumbuh sebesar delapan persen dibanding realiasi 2022, di mana emiten farmasi milik pemerintah tersebut mencatat penjualan sebesar Rp9,23 triliun hingga akhir tahun.

"Capaian ini menunjukkan bahwa Kimia Farma memiliki fundamental bisnis yang kuat dan memiliki potensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ke depan,” ujar Direktur Utama KAEF, David Utama, dalam keterangan resminya.

Fundamental bisnis tersebut, menurut David, sangat penting dan krusial sebagai modal perusahaan dalam menjawab potensi bisnis ke depan yang diklaim sangat menjanjikan.

Klaim tersebut didasarkan David pada ceruk pasar industri farmasi dan healthcare nasional yang dalam beberapa tahun terakhir justru menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup signifikan, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu kesehatan.

"Bagi kami, growth is a given. Tinggal bagaimana kemudian kami bisa berbenah, dengan mengatasi inefisiensi yang ada, sehingga fundamental bisnis perusahaan semakin kuat, untuk menjawab besarnya potensi ke depan," tutur David.

Diakui David, pada 2023 lalu manajemen KAEF memang memilih mengarahkan fokus pada upaya pembenahan internal secara berkelanjutan melalui operational excellence dan reorientasi bisnis.

Disamping itu, sebagai bagian dari Bio Farma Group, KAEF berkomitmen untuk mendukung dan menjalankan program pembenahan 'bersih-bersih' yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN.

Sepanjang 2023, upaya bersih-bersih dan pembenahan operasional dilakukan KAEF, termasuk dalam penyajian Laporan Keuangan Tahunan tahun 2023 (LKT 2023). Dalam LKT 2023 tersaji laporan keuangan konsolidasi seluruh anak perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).

"Kimia Farma dan seluruh anak usahanya diaudit oleh KAP secara independen. Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pemegang saham dan stakeholder atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan audited tahun 2023,” ungkap David.

Pada 2023, terdapat beberapa kondisi yang turut memberikan pengaruh pada penurunan laba KAEF, yaitu inefisiensi operasional dan tingginya nilai Harga Pokok Penjualan (HPP). 

Salah satu penyebab inefisiensi operasional adalah karena kapasitas 10 pabrik yang dimiliki tidak sejalan dengan pemenuhan kebutuhan bisnis Perseroan.

Sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi, Perseroan merencanakan akan melakukan optimalisasi fasilitas produksi melalui penataan 10 pabrik menjadi 5 pabrik. 

Harga Pokok Penjualan (HPP) tahun 2023 sebesar Rp6,8 triliun, naik 25,8 persen secara tahunan (Year-on-Year/ YoY). Kenaikan HPP sebesar 25,8 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan penjualan yang hanya sebesar 7,93 persen.

Kenaikan HPP berasal dari belum optimalnya portofolio produk sesuai dengan perencanaan awal, dinamika harga bahan baku, dan tren obat untuk kebutuhan terapi yang berbeda dengan sebelumnya sehingga penjualan menjadi kurang tercapai.

Dari sisi beban usaha tahun 2023 meningkat hingga 35,53 persen (YoY) menjadi Rp4,66 triliun dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp3,44 triliun. Kenaikan beban usaha ini terjadi secara dominan pada anak usaha yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA), di mana kondisi ini tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Beban keuangan tahun 2023 naik 18,49 persen menjadi Rp622,82 miliar seiring dengan kebutuhan modal kerja perusahaan dan adanya kenaikan suku bunga. Kedepannya, Perseroan akan menjalankan restrukturisasi keuangan guna meringankan beban keuangan.

Di samping itu, Manajemen KAEF menemukan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usaha yaitu KFA pada periode tahun 2021-2022.

Seiring dengan Kementerian BUMN dan PT Bio Farma (Persero) yang merupakan Holding BUMN Farmasi, KAEF berjalan bersama pemegang saham untuk menjalankan ‘bersih-bersih’ pada KFA. 

Saat ini Manajemen KAEF tengah menelusuri lebih lanjut atas dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen. Adanya faktor-faktor di atas mengakibatkan kerugian KAEF secara konsolidasi di tahun 2023 mencapai Rp1,821 triliun.

Di lain pihak, dalam upaya mendukung peningkatan kinerja, manajemen Perseroan terus berupaya melakukan pembenahan. Kimia Farma Group sebagai perusahaan healthcare yang terintegrasi dari hulu hingga hilir akan melaksanakan reorientasi bisnis pada seluruh anak usahanya.

Reorientasi bisnis yang dijalankan meliputi penataan fasilitas produksi, penataan portofolio produk (segmen etikal, OGB & OTC), optimalisasi channel penjualan, cost leadership (strategi kepemimpinan biaya), dan  transformasi Sumber Daya Manusia (SDM). 

Transformasi SDM yang dilakukan melalui pengembangan kompetensi yang sejalan dengan penataan organisasi. Manajemen KAEF juga melakukan upaya penataan aset serta restrukturisasi keuangan untuk memperbaiki profitabilitas.

Pembenahan juga dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja PT Kimia Farma Apotek (KFA). Ke depannya akan dilakukan langkah-langkah perbaikan kualitas persediaan dan cashflow management di KFA.

"Kami optimistis bahwa upaya pembenahan internal ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja dan fundamental bisnis Perseroan pada tahun yang akan datang," tutur David.

David menjelaskan, pihaknya sangat menyadari bahwa tantangan bisnis ke depan cukup berat, namun juga diimbangi dengan besarnya peluang yang tersedia di pasar, yang siap untuk dimaksimalkan.

Dengan upaya pembenahan dan 'bersih-bersih' yang telah dilakukan, KAEF yakin hal tersebut dapat memberikan fundamental yang baik untuk kinerja ke depan.

"Strategi pertumbuhan berkelanjutan dijalankan melalui tiga fase yaitu, operational excellence untuk meraih profitabilitas, penguatan finansial untuk membuka potensi emas yang dimiliki KAEF, dan berkembang menjadi ekosistem healthcare Indonesia melalui strategi digital," pungkas David. (TSA)

SHARE