MARKET NEWS

Prospek dan Target Saham Adaro (ADRO) usai Bawa AADI IPO

Dinar Fitra Maghiszha 18/11/2024 10:30 WIB

Spin-off bukan tanpa konsekuensi bagi pemegang saham ADRO.

Prospek dan Target Saham Adaro (ADRO) usai Bawa AADI IPO. (Foto MNC Media)

IDXChannel – Langkah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melakukan spin-off entitas batu bara termalnya untuk listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tak habis menjadi perbincangan pelaku pasar modal termasuk investor dan analis.

Di tengah upaya ADRO dalam memacu transisi menuju energi bersih, manajemen melakukan spin-off terhadap PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), yang kini tengah masuk periode bookbuilding di BEI.

Spin-off bukan tanpa konsekuensi bagi pemegang saham ADRO. Berdasarkan valuasi terbaru perhitungan BRI Danaraksa Sekuritas, pasca spin-off AADI, kapitalisasi pasar (market cap) ADRO diperkirakan menjadi sebesar USD5,3 miliar-USD7 miliar.

“Kami memperkirakan valuasi dasar ekuitas AADI sebesar USD6,1 miliar dan valuasi ADRO (pasca spin-off AADI) sebesar USD5,3 miliar-USD7,0 miliar,” ujar Analis BRI Danarakesa Sekuritas Erindra Krisnawan dan Kafi Ananta dalam risetnya, Senin (18/11/2024).

Salah satu kunci utama dalam prospek ADRO pasca spin-off AADI adalah perkembangan proyek energi terbarukannya.

Erindra mencatat secara umum perusahaan global yang memiliki portofolio energi terbarukan cenderung diperdagangkan dengan market cap senilai USD1,1 miliar per GW.

Minimnya visibilitas terkait progres dan kontribusi proyek energi hijau ini menjadi risiko bagi valuasi ADRO ke depan, meskipun manajemen mengungkap rencana pembangkit listrik tenaga hidro.

“Namun, proyek pembangkit listrik tenaga hidro ADRO sendiri baru dijadwalkan selesai pada tahun fiskal 2030 (FY30),” ujar Erindra.

Jika pasar memberikan diskon lebih besar kepada induk usaha (Holdco) pasca spin-off, nilai saham ADRO berpotensi mengalami tekanan tambahan.

Penurunan Peringkat dan Revisi Target Harga

Dengan mempertimbangkan risiko penurunan harga batu bara, demikian juga diskon dari induk yang lebih besar, serta proyeksi keuangan pasca spin-off, BRI Danarakesa Sekuritas menurunkan peringkat saham ADRO menjadi ‘Hold’.

Meski demikian, target harga (TP) saham ADRO direvisi naik menjadi Rp4.100 per saham sebelum pelaksanaan spin-off. Ini mencerminkan penggabungan valuasi operasi bisnis thermal coal dan CFPP (Coal-Fired Power Plant), serta kontribusi AADI di masa depan.

"Risiko utamanya adalah harga batu bara yang melemah, diskon Holdco yang lebih besar untuk ADRO pasca spin-off," ujarnya.

Hingga Senin (18/11/2024) pukul 09:49 WIB, saham ADRO turun 3,57 persen ke Rp3.780. Transaksi-net mencapai Rp202,99 miliar, dengan volume 53,31 juta saham.

(Dhera Arizona)

SHARE