MARKET NEWS

Prospek Harga Minyak: Pasar Membidik Peluang Kenaikan Lanjutan Pekan Ini

TIM RISET IDX CHANNEL 17/11/2025 07:15 WIB

Harga minyak WTI atau light crude oil melonjak pada Jumat (14/11/2025) pekan lalu, didorong perkembangan geopolitik yang tak terduga.

Prospek Harga Minyak: Pasar Membidik Peluang Kenaikan Lanjutan Pekan Ini. (Foto: Freepik)

 IDXChannel - Harga minyak WTI atau light crude oil melonjak pada Jumat (14/11/2025) pekan lalu, didorong perkembangan geopolitik yang tak terduga.

Menurut analis FXEmpire, James Hyerczyk, support teknikal di kisaran jangka pendek antara USD59,27-USD58,49, area yang kembali dibeli pelaku pasar setelah terjadi penurunan.

Harga minyak WTI sempat menanjak hingga USD60,65, sebelum sedikit terkoreksi dan ditutup di USD60,09, naik USD1,40 atau 2,39 persen dalam sehari.

Pergerakan ini mengonfirmasi USD58,12 sebagai titik dasar minor dan menjaga harga tetap dekat dengan moving average 50 hari (MA-50), yang kini menjadi level resistance di USD60,82.

Menurut Hyerczyk, MA-50 membatasi kenaikan sejak 27 Oktober dan tetap menjadi indikator tren utama. Jika level ini berhasil ditembus secara konsisten, harga berpotensi menguat menuju moving average 200 hari (MA-200) di USD61,52.

Namun pelaku pasar menilai lonjakan pada Jumat sebagian besar dipicu oleh aksi buy stop, sehingga belum sepenuhnya mencerminkan posisi long yang kuat.

Bisa dibilang, demikian kata Hyerczyk, pengujian kembali pada area support terbaru, disertai aksi beli lanjutan, akan menjadi sinyal awal bahwa minat bullish yang berkelanjutan mulai terbentuk.

Penguatan harga minyak dipicu meningkatnya ketegangan geopolitik setelah Ukraina melancarkan serangan drone ke pelabuhan Novorossiisk di Rusia, yang mengganggu ekspor minyak.

Serangan itu merusak depo minyak, sebuah kapal, dan bangunan tempat tinggal, mendorong otoritas Rusia menghentikan ekspor dari terminal penting tersebut.

Pelabuhan Novorossiisk menyumbang sekitar 2,2 juta barel per hari, sekitar 2 persen dari pasokan minyak global, dan penutupan ini meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan jangka panjang.

Analis mencatat skala dan dampak serangan ini lebih besar dibanding insiden sebelumnya.

“Pada akhirnya, mereka bisa mengenai target yang menyebabkan gangguan berkepanjangan,” ujar analis UBS, Giovanni Staunovo, mengacu pada meningkatnya frekuensi dan ketepatan serangan Ukraina.

Kekhawatiran pasokan semakin besar dengan adanya sanksi Barat yang menargetkan sektor minyak Rusia. Dengan AS melarang transaksi dengan produsen besar seperti Rosneft dan Lukoil setelah 21 November, tekanan logistik makin terasa.

Menurut JPMorgan, sekitar 1,4 juta barel per hari minyak Rusia, hampir sepertiga ekspor via laut, terpaksa dialihkan ke penyimpanan tanker karena sanksi memperlambat proses bongkar muat. Tantangan ini diperkirakan memburuk ketika sanksi tersebut sepenuhnya berlaku.

Sementara itu, jumlah rig minyak AS naik tiga menjadi 417 pekan lalu, mengindikasikan sedikit peningkatan kapasitas produksi domestik, meski belum cukup untuk mengimbangi potensi kekurangan pasokan dari Rusia.

Harga minyak mentah menunjukkan kecenderungan bullish dalam jangka pendek, seiring pasar merespons risiko pasokan yang meningkat akibat ketegangan geopolitik dan sanksi. Namun pasar masih menghadapi ujian penting pada level MA-50.

Jika level ini berhasil ditembus, aksi beli lanjutan berpotensi mendorong harga menuju MA-200.

Trader kini menunggu konfirmasi permintaan nyata melalui retest support dan konsistensi aksi beli di atas level resistance tersebut. (Aldo Fernando)

SHARE