IDXChannel - Pemerintah tengah menyiapkan tahap lanjutan dari program B40 yang telah berhasil mengurangi impor bahan bakar fosil lebih dari 15,6 juta kiloliter dan mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 41,46 juta ton setara CO₂.
"Tahap selanjutnya, adalah penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) atau bioavtur berbasis kelapa sawit," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam The 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 and 2026 Price Outlook, dikutip Minggu (16/11/2025).
Pengembangan sawit juga dilakukan untuk industri penerbangan. Salah satunya kerja sama antara PT Pindad dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dalam Pengembangan Fasilitas Produksi Industri Pertahanan.
"Inisiatif ini akan memanfaatkan sumber daya lokal, termasuk material berbasis minyak sawit," ujar Airlangga.
Minyak sawit, kata dia, tetap menjadi salah satu pilar ekonomi terpenting Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi besar minyak sawit terhadap surplusnya nilai neraca perdagangan Indonesia sebesar USD4,34 miliar pada September 2025.