Prospek SSIA Dinilai Cerah seiring Peningkatan Akses dan Minat Investor
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dinilai memiliki prospek cerah dalam beberapa tahun mendatang, didukung oleh peningkatan konektivitas kawasan industri Sub
IDXChannel – PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dinilai memiliki prospek cerah dalam beberapa tahun mendatang, didukung oleh peningkatan konektivitas kawasan industri Subang Smartpolitan dan meningkatnya minat investor, termasuk potensi masuknya saham SSIA ke dalam indeks MSCI Small Cap.
Dalam riset yang dirilis 22 Juli 2025, Samuel Sekuritas menyoroti pembangunan jalan tol Patimban yang menghubungkan Subang dengan Pelabuhan Patimban, sekitar 40 km ke arah utara.
Proyek infrastruktur ini diperkirakan rampung pada 2026 dan akan memangkas waktu tempuh antar lokasi lebih dari 70 persen.
Manajemen SSIA mencatat harga jual lahan di kawasan tersebut telah mencapai USD120 per meter persegi, naik 50 persen dibanding tahun lalu. Berdasarkan pengalaman serupa saat pembangunan Tol Trans Jawa, harga lahan di wilayah industri seperti Bekasi dan Karawang juga pernah melonjak lebih dari 35 persen selama masa konstruksi berlangsung.
Selain konektivitas, kapasitas logistik kawasan juga diperkuat dengan penyelesaian Tahap I-2 Pelabuhan Patimban pada kuartal IV-2025, yang akan meningkatkan kapasitas peti kemas menjadi 3,75 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs) dan kendaraan menjadi 600 ribu unit per tahun.
Dari sisi pasar modal, minat terhadap saham SSIA meningkat tajam menyusul pembelian lebih dari 6 persen saham perusahaan oleh Grup Djarum. Menurut Samuel, lonjakan harga saham yang menyertai akuisisi tersebut membuka peluang bagi SSIA untuk masuk ke dalam indeks MSCI Small Cap, yang dinilai dapat meningkatkan visibilitas perusahaan di mata investor global.
Samuel pun mematok target harga baru di angka Rp4.000 (dari sebelumnya Rp2.000).
Samuel Sekuritas juga mencatat bahwa prospek penjualan lahan SSIA berada di kisaran 60–70 hektare per tahun dalam beberapa tahun ke depan, ditopang oleh kombinasi tiga faktor: pembangunan infrastruktur Patimban, kepemilikan land bank terbesar di kawasan Subang, dan struktur biaya tenaga kerja yang kompetitif.
Namun demikian, investor tetap perlu mencermati sejumlah risiko, seperti tantangan eksekusi proyek, potensi keterlambatan pembangunan tol dan pelabuhan Patimban, serta perubahan regulasi yang mungkin terjadi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.