Proyeksi Bullish Harga Emas saat Konflik Geopolitik Kian Membara
Harga emas kembali menjadi sorotan seiring meningkatnya ketegangan geopolitik global. Serangan mendadak Amerika Serikat (AS) ke tiga fasilitas nuklir Iran.
IDXChannel - Harga emas dunia kembali menjadi sorotan seiring meningkatnya ketegangan geopolitik global. Serangan mendadak Amerika Serikat (AS) ke tiga fasilitas nuklir utama Iran pada akhir pekan memicu kekhawatiran pasar atas eskalasi konflik di Timur Tengah.
Presiden AS Donald Trump menyebut operasi militer tersebut sebagai kesuksesan spektakuler, namun reaksi keras langsung bermunculan dari berbagai penjuru dunia.
Iran menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran serius hukum internasional” dan berjanji melakukan pembalasan. PBB menyerukan deeskalasi, namun pasar global telah menunjukkan pergeseran besar ke arah aset-aset safe haven seperti emas.
Menjelang pembukaan perdagangan awal pekan ini, menurut analisis FX Leaders harga emas spot (XAU/USD) diproyeksikan mengalami gap-up, dengan target jangka pendek di kisaran USD3.450 per ons troy dan berpotensi menembus USD3.500 apabila situasi memburuk.
Tekanan geopolitik dinilai menjadi katalis utama. Seperti yang terlihat dalam konflik-konflik global sebelumnya, emas sering kali mencatat kenaikan cepat USD100–USD150 hanya dalam hitungan hari saat ketegangan meningkat, terutama jika menyangkut ancaman perang dan isu nuklir.
Secara teknikal, emas masih berada dalam tren positif. Pada grafik dua jam, harga sedang berkonsolidasi di bawah garis rata-rata pergerakan 50-periode (EMA) di level USD3.373, yang menjadi titik pivot penting. Jika level ini berhasil ditembus, potensi kenaikan lanjutan terbuka lebar.
Level-level teknikal yang patut dicermati berada pada area support di USD3.343 yang bertepatan dengan garis tren naik, serta di USD3.319 sebagai dukungan struktur. Sementara itu, area resistance terdekat berada di USD3.423 sebagai resistensi jangka pendek, dengan zona target mingguan dan batas psikologis berikutnya di kisaran USD3.451 hingga USD3.500.
Indikator teknikal seperti MACD menunjukkan momentum bearish mulai mereda dan ada sinyal awal terbentuknya bullish crossover.
Namun, penggerak utama pasar emas saat ini bukan lagi data ekonomi atau indikator teknikal, melainkan sentimen geopolitik yang berubah cepat. Ancaman Iran terhadap pangkalan militer AS dan reaktor nuklir Dimona di Israel, serta penutupan wilayah udara di sejumlah negara, menambah ketidakpastian global.
Dengan kombinasi sentimen geopolitik yang memanas dan dukungan teknikal yang solid, harga emas berpeluang menuju level USD3.500 dalam waktu dekat. Namun jika diplomasi menemukan celah, reli harga bisa mulai mereda. Untuk saat ini, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari aset aman. (Aldo Fernando)