Proyeksi Harga Emas Pekan Ini, Fokus Pasar Beralih ke Data Ketenagakerjaan AS
Setelah sepekan penuh tanpa eskalasi geopolitik yang berarti dan data ekonomi yang terus menunjukkan pelemahan, reli harga emas kehilangan tenaga.
IDXChannel - Setelah sepekan penuh tanpa eskalasi geopolitik yang berarti dan data ekonomi yang terus menunjukkan pelemahan, reli harga emas kehilangan tenaga. Logam mulia ini melemah tajam dan akhirnya ditutup di bawah level psikologis USD3.300 per troy ons.
Dalam sepekan lalu, harga emas spot (XAU/USD) merosot 2,81 persen ke level USD3.274,17 per troy ons.
Survei mingguan Kitco News menunjukkan pandangan pelaku pasar terhadap prospek emas dalam jangka pendek mulai memburuk. Para analis Wall Street mulai pesimistis, sementara investor ritel masih sedikit condong ke arah bullish.
“Naik,” ujar Presiden dan COO Asset Strategies International, Rich Checkan. “Jika koreksi pekan lalu terasa berlebihan, maka koreksi minggu ini terasa lebih berlebihan lagi.”
Checkan menambahkan, RUU Pajak Besar dan Indah akan disahkan sebelum 1 Juli atau tidak. Jika gagal, katanya, emas akan naik karena kekacauan di Washington DC. Jika lolos, emas tetap naik karena belanja negara yang berlebihan.
“Naik,” kata analis senior Barchart.com, Darin Newsom. “Tidak ada yang berubah. Kita menghadapi akhir pekan penuh ketidakpastian. Emas mungkin mendapat tekanan jual jangka pendek, tapi tetap ditopang oleh minat beli jangka panjang, apa pun harganya.”
Namun, analis lain melihat potensi koreksi lebih lanjut. “Penurunan bisa berlanjut hingga minggu depan, atau lebih,” ujar Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day. “Gencatan senjata antara Israel dan Iran, janji perjanjian dagang baru, dan sikap keras Ketua The Fed Jerome Powell—semuanya menekan harga emas.”
“Naik,” ujar analis pasar senior di Forex.com, James Stanley. “Saya rasa kita melihat window dressing menjelang akhir kuartal. Secara fundamental, argumen bullish emas belum berubah, terutama setelah beberapa anggota The Fed, termasuk Powell, terdengar lebih dovish dan membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga di paruh kedua tahun ini.”
Dari 17 analis yang ikut serta dalam survei Kitco News, enam analis (35 persen) memperkirakan harga emas naik dalam sepekan ke depan. Sementara itu, sembilan analis (53 persen) memprediksi penurunan, dan dua analis (12 persen) melihat harga akan bergerak mendatar.
Sementara itu, jajak pendapat daring Kitco yang melibatkan 233 partisipan menunjukkan pandangan ritel masih sedikit optimistis. Sebanyak 119 responden (51 persen) memprediksi harga emas naik pekan ini, 63 orang (27 persen) memperkirakan penurunan, dan 49 orang (21 persen) memproyeksikan harga bergerak sideways.
Setelah pekan sebelumnya dipenuhi data tentang daya beli konsumen AS, fokus pasar kini beralih ke sektor ketenagakerjaan, manufaktur, dan jasa selama pekan pendek karena libur Hari Kemerdekaan AS.
Pada Selasa, pasar akan mencermati rilis ISM Manufacturing PMI dan data lowongan kerja JOLTS. Rabu, perhatian tertuju pada laporan ADP Non-Farm Employment Change. Sementara pada Kamis, data ketenagakerjaan utama, yakni U.S. Nonfarm Payrolls, akan dirilis lebih awal dari biasanya, bersamaan dengan klaim pengangguran mingguan dan ISM Services PMI. (Aldo Fernando)