Proyeksi Sepekan, Harga Emas Dunia Berpeluang Lanjut Naik
Harga emas dunia mencatat kenaikan mingguan setelah Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin yang sudah lama diperkirakan.
IDXChannel - Harga emas dunia mencatat kenaikan mingguan setelah Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin yang sudah lama diperkirakan.
Sementara itu, investor berharap ada pelonggaran lanjutan tahun depan.
Emas spot naik 0,47 persen menjadi USD4.299,38 per troy ons pada Jumat (12/12/2025), setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 21 Oktober. Harga logam mulia tersebut meningkat 2,40 persen pekan lalu.
Sementara itu, harga perak spot melemah hampir 3 persen pada Jumat setelah menyentuh rekor tertinggi di awal sesi Jumat, dipicu aksi ambil untung.
Perak spot turun sekitar 2,60 persen menjadi USD61,92 per ons, setelah sebelumnya menyentuh rekor USD64,66.
Proyeksi Sepekan
Survei Emas Mingguan terbaru Kitco News menunjukkan Wall Street kompak memandang prospek emas jangka pendek tetap cerah, sementara investor Main Street menambah tipis porsi mayoritas sikap bullish mereka.
“Naik,” kata Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day. Ia menambahkan, “Dimulainya kembali pembelian surat utang pemerintah AS dalam skala besar oleh Federal Reserve—jangan sebut QE!—bersifat positif bagi emas.”
“Emas sedang menembus pola bull pennant lain, dan satu-satunya resistensi yang tersisa adalah rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk bersikap bearish sekarang,” ujar senior market strategist di Forex.com, James Stanley.
James melanjutkan, “Saya menilai emas berada pada posisi yang solid untuk melanjutkan kenaikan hingga 2026, dan saya tetap bullish sampai ada bukti bahwa inflasi melambat dan menahan langkah The Fed.”
Sementara itu, senior commodities broker di RJO Futures, Daniel Pavilonis, mencermati kekuatan relatif logam mulia setelah koreksi pada Jumat lalu.
Sebanyak 13 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Pakar Wall Street terlihat sangat bullish. Sebanyak 11 ahli, atau 85 persen, memperkirakan harga emas naik pada pekan ini, sementara tidak ada yang memprediksi penurunan harga.
Dua analis lainnya, atau 15 persen, memperkirakan emas bergerak mendatar.
Di sisi lain, sebanyak 237 suara masuk dalam jajak pendapat online Kitco, dengan sentimen bullish investor ritel kembali menguat. Sebanyak 168 trader ritel, atau 71 persen, memperkirakan harga emas naik pada pekan ini.
Sebanyak 27 responden, atau 11 persen, memprediksi harga emas melemah. Sisanya, 42 investor atau 18 persen, memperkirakan harga bergerak konsolidatif.
Kalender ekonomi pekan ini diwarnai putaran lanjutan keputusan suku bunga bank sentral, serta rilis sejumlah data ekonomi AS yang sempat tertunda.
Pada Senin, pasar menantikan Empire State Manufacturing Survey. Selasa pagi akan dirilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk Oktober dan November, data Penjualan Ritel November, serta Flash PMI AS untuk Desember.
Kamis, perhatian tertuju pada keputusan kebijakan moneter Bank of England, disusul pengumuman suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB). Pasar juga akan menerima data CPI AS November, klaim pengangguran mingguan, dan Philly Fed Manufacturing Survey.
Pekan ini ditutup dengan rilis data Penjualan Rumah Existing AS untuk November pada Jumat pagi. (Aldo Fernando)