MARKET NEWS

Punya Ekuitas Negatif, Kenapa Empat Saham Ini Masih Dilirik Investor?

Melati Kristina - Riset 04/01/2023 12:25 WIB

Saham dengan ekuitas negatif masih dilirik investor. Di awal 2023, saham emiten-emiten ini mencatatkan nilai transaksi yang cukup besar.

Punya Ekuitas Negatif, Kenapa Empat Saham Ini Masih Dilirik Investor? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Investor masih tertarik untuk mengoleksi saham dengan ekuitas negatif, yang mendapatkan notasi E dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam tiga hari di tahun 2023, saham dari kategori ini catatkan nilai transaksi yang cukup besar.

Melansir data BEI per Rabu (4/1/2023), saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sempat ramai dikoleksi investor pada  Selasa (3/1).

Hal tersebut terjadi GIAA seiring dengan keputusan BEI dalam mencabut suspensi perdagangan emiten penerbangan ini.

Bahkan, saham emiten ini sempat menyentuh auto reject atas (ARA) 10 persen pada peradagangan Selasa (3/1). BEI mencatat, pada periode tersebut pukul 10.03 WIB, saham GIAA menyentuh 9,8 persen ke level Rp224/saham.

Hanya saja, pada penutupan Selasa, saham GIAA ditutup turun 0,98%. Pada Rabu (4/1), pukul 12.13 WIB, anjlok 6,93 persen ke Rp188/saham.

Kendati demikian, emiten ini masih mencatatkan ekuitas negatif walaupun memang telah berhasil menyelesaikan restrukturisasi utang.

Menurut laporan keuangan emiten, hingga kuartal III-2022, GIAA masih membukukan ekuitas negatif, yakni mencapai minus USD2,41 miliar atau setara Rp36,78 triliun dengan asumsi kurs Rp15.247/USD.

Selain GIAA, terdapat beberapa emiten lain yang sahamnya masih ramai dikoleksi investor meski membukukan ekuitas negatif.

Emiten tersebut salah satunya adalah PT  Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), yang merupakan anak usaha dari GIAA.

Sama seperti induknya, GMFI juga membukukan ekuitas negatif di 9 bulan 2022, yakni mencapai minus USD353,16 juta (Rp5,38 triliun). (Lihat tabel di bawah ini.)

Meskipun ekuitasnya negatif, saham GMFI cukup ramai dikoleksi oleh investor belakangan ini.

Pada Senin (2/1) dan Selasa (3/1), saham GMFI masing-masing naik 1,52 persen dan1,49 persen, sebelum akhirnya minus 4,41 persen pada penutupan sesi I Rabu (4/1).

Menyusul dua emiten di atas, emiten dengan ekuitas negatif lainnya yang sempat dikoleksi investor selama 2 hari pertama 2023, yaitu PT Net VIsi Media Tbk (NETV) dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP).

NETV sempat naik 5,56 persen pada Senin lalu, sebelum minus 0,88 persen pada Selasa (3/1) dan 1,77 persen pada sesi I Rabu (4/1).

Saham CMPP juga sempat melesat 9,57 persen pada Selasa (3/1), sebelum anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 6,80 persen.

Sedangkan, ekuitas yang dibukukan oleh NETV pada 9 bulan 2022 mencapai minus Rp60,05 miliar. Sementara CMPP membukukan ekuitas negatif sebesar Rp6,68 triliun hingga triwulan III-2022. 

Dalam mengoleksi saham dengan defisit modal atau ekuitas negatif, investor perlu mempertimbangkan risiko yang mengintai.

Emiten yang membukukan utang jumbo yang jumlahnya melebihi asetnya dapat berisiko karena perusahaan rentan mengalami gagal bayar utang.

Bila perusahaan pailit atau mengalami gagal bayar utang, BEI akan melakukan suspensi terhadap perusahaan tersebut, seperti yang terjadi pada GIAA.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE