Market Watch
Last updated : 16:15 WIB 31/05/2023

Data is a realtime snapshot, delayed at least 10 minutes

Major Indexes
  • IHSG
  • 6,633.26
  • -3.16
  • -0.05%
  • LQ45
  • 949.67
  • +6.57
  • +0.7%
  • IDX30
  • 494.61
  • +4.07
  • +0.83%
  • JII
  • 530.52
  • -7.10
  • -1.32%
  • HSI
  • 18,216.91
  • -17.36
  • -0.1%
  • NYSE
  • 14,887.14
  • -107.50
  • -0.72%
  • STI
  • 3,160.78
  • +1.98
  • +0.06%
Currencies
  • USD-IDR
  • 14,990
  • 0.00%
  • 0
  • HKD-IDR
  • 7
  • 0.00%
  • 0
Commodities
  • Emas
  • 943,493
  • -0.08%
  • -786
  • Minyak
  • 1,028,614
  • -1.21%
  • -12,592

Proses Rights Issue Sedang Berjalan, Saham BBTN Ikut Diburu

Market news
Taufan Sukma/IDX Channel
04/01/2023 08:52 WIB
di tengah proses tersebut, saham BBTN justru terpantau menjadi buruan pelaku pasar, terutama dari investor asing.
Proses Rights Issue Sedang Berjalan, Saham BBTN Ikut Diburu (foto: MNC Media)
Proses Rights Issue Sedang Berjalan, Saham BBTN Ikut Diburu (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masih sibuk menjalankan tahap pelaksanaan (exercise) dari proses Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang telah berjalan sejak 28 Desember 2022 hingga 5 Januari 2023 mendatang.

Dalam prosesnya, sebanyak 74 persen dari aksi korporasi yang juga disebut dengan istilah rights issue itu juga telah ditebus menjadi saham baru BBTN.

Yang menarik, di tengah proses tersebut, saham BBTN justru terpantau menjadi buruan pelaku pasar, terutama dari investor asing.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing terus mengakumulasi saham induk BBTN, meski pada penutupan perdagangan hari kemarin, Selasa (3/1/2023), harga saham BBTN terkoreksi 1,12 persen.

Dari keseluruhan total transaksi yang tercatat mencapai Rp89,04 miliar, investor asing membukukan nilai beli bersih sebesar Rp2,26 miliar.

Secara akumulatif, nilai beli bersih investor asing diketahui telah mencapai Rp29,09 miliar sejak 27 Desember 2022 lalu. Nilai ini relatif besar bila dibandingkan dengan nilai perdagangan saham harian dari BBTN.

Akumulasi asing juga terjadi pada HMETD BBTN-R. Kemarin investor asing memborong BBTN-R dengan nilai Rp663,29 juta. Pada perdagangan kemarin. BBTN-R ditutup pada harga Rp104.

Dengan harga HMTED tersebut ditambah dengan harga pelaksanaan Rp1200 maka modal yang dikeluarkan untuk mendapatkan saham baru BBTN menjadi Rp1.304. Dengan harga tersebut maka melaksanakan HMETD lebih menguntungkan daripada membeli saham induk yang ditutup pada level Rp1.320 pada periode yang sama.

“Yang menarik dalam aksi korporasi ini bahwa saham induk BBTN memiliki valuasi yang murah, dan BBTN-R lebih murah lagi. Ini kesempatan bagi investor untuk mendapatkan saham dengan prospek bagus namun valuasi masih murah,” ujar Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi.

Tirta menjabarkan baik BBTN-R maupun BBTN memiliki valuasi di bawah 1X price to book value (PBV). Sementara bank besar lainnya sudah memiliki valuasi di atas 2X PBV.

Bahkan modal yang dikeluarkan oleh investor untuk membeli saham BBTN saat ini jauh lebih murah dibandingkan dengan modal investor sebelumnya, terutama saat aksi korporasi.

Misalnya, pada pada 2009, BTN menggelar IPO dengan melepas 2,36 miliar saham baru dengan harga saham perdana Rp 800. Nilai itu setara dengan 1,5x PBV)BTN sebelum IPO.

Price to book value (PBV) adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Rasio price to book value yang lebih kecil dari 1 dapat mengindikasikan saham perusahaan adalah murah karena masih lebih rendah dari nilai buku, begitu pula sebaliknya.

Sedangkan rights issue BTN tahun 2012 dengan melepas 1,51 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp1.235 atau setara dengan 1,3x PBV. Kala itu nilai buku per saham BTN sebelum rights issue di sekitar Rp920.

Setelah 10 tahun berlalu, nilai buku per saham BBTN telah menembus Rp 2.039. Dengan harga pelaksanaan rights issue Rp1.200 berarti setara dengan 0,58x PBV. Secara nominal, harga pelaksanaan RI pada 10 tahun lalu juga lebih tinggi, dibandingkan harga RI tahun ini.

“Untuk mid term dan long term, saham BBTN ini memiliki potensi kenaikan yang lebih besar dibandingkan bank lain. Apalagi prospek BBTN pada tahun depan masih tumbuh positif.,” tutur Tirta.

Sementara itu, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 132,31 juta HMETD telah di-exercise menjadi saham BBTN pada Selasa (3/1/2023). Hal ini menambah jumlah HMETD yang telah di-exercise sejak 28 Desember 2022 bertambah menjadi 2,55 miliar unit atau 74,17 persen dari dari total HMETD berkode BBTN-R yang berjumlah 3,44 miliar unit. 

Setiap HMETD ditebus menjadi saham baru dengan harga pelaksanaan Rp1.200 sehingga modal baru yang telah masuk ke BBTN menjadi Rp3,06 triliun. Target dana rights issue ini adalah Rp4,13 triliun.

Masa pelaksanaan HMETD BBTN berlangsung sejak 28 Desember 2022 dan berakhir 5 Januari 2023. Masih ada dua hari perdagangan bursa untuk melaksanakan HMETD BBTN-R. Setelah tanggal 5 Januari, maka HMETD tersebut akan hangus, tidak bisa diperdagangkan dan tidak bisa ditebus menjadi saham baru. (TSA)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis IDX Channel tidak terlibat dalam materi konten ini.