Rekap Sepekan: Saham ARB saat Ex Date Dividen, Ada LPPF-ITMG
Saham-saham ini ambles saat memasuki periode ex-date dividennya, bahkan ada yang kena auto reject bawah (ARB).
IDXChannel – Sejumlah saham tercatat ambles ketika memasuki periode ex-date dividennya. Saham tersebut di antaranya adalah PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
Padahal, saham-saham di atas menawarkan pembagian dividen per saham dalam jumlah jumbo dan memiliki dividend yield yang tergolong tinggi.
Berikut Tim Riset IDX Channel merangkum saham-saham yang boncos saat memasuki periode ex-date dividennya.
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
Saham yang ambles saat memasuki ex-date dividen adalah LPPF, yang periode ex-date dividennya yang jatuh pada Senin (10/4).
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham LPPF ditutup auto reject bawah (ARB) 6,93 persen ke level Rp4.700/saham.
Anjloknya saham LPPF seiring dengan ex-date dividen yang jatuh pada Senin (10/4). Sebelumnya, LPPF membagikan dividen jumbo pada tahun buku 2022 sebesar Rp1,24 triliun dengan jumlah dividen per saham mencapai Rp525.
Adapun jumlah tersebut berasal dari laba bersih yang dibukukan emiten pada 2022, yakni sebesar Rp1,40 triliun.
LPPF juga mencatatkan dividend yield yang tinggi, yakni sebesar 10,63 persen. Sementara, DPR dari saham ritel ini mencapai 90 persen.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Selanjutnya, saham ITMG ditutup ARB pada perdagangan Selasa (11/4) seiring dengan ex date dividen yang jatuh pada hari ini.
Melansir data BEI, saham ITMG ditutup ARB sebesar 6,97 persen pada Selasa (11/4) menjadi Rp38.025/saham.
Sebelumnya, ITMG telah mengumumkan akan membagikan dividennya dengan tanggal cum dividen pada Senin (10/4).
Dalam agenda rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan yang digelar pada 30 Maret 2023 lalu disebutkan, ITMG menyetujui pembagian dividen final sebesar Rp6.416/saham untuk tahun buku 2022.
Sementara, pembagian dividen tersebut merupakan 65 persen dari laba bersih emiten yang dibukukan pada 2022, yakni sebesar USD1,20 miliar atau Rp18,88 triliun dengan asumsi kurs Rp15.731/USD.
Sedangkan, dividend yield dari emiten batu bara tersebut pada periode ini mencapai 16,38 persen. Angka tersebut relatif tinggi karena pada umumnya, dividend yield suatu perusahaan dikatakan tinggi bila berada di atas 5 persen.
Informasi saja, pada tanggal cum dividen ITMG, yakni pada Senin (10/4) saham ITMG berada di level Rp40.875/saham. Dengan demikian, sahamnya sudah turun 6,97 persen dibanding tanggal cum dividen emiten.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Terakhir, saham emiten sawit Grup Astra, AALI juga mencatatkan kinerja yang merosot saat memasuki periode ex-date dividen yang jatuh pada Kamis (13/4).
Menurut data BEI, saham AALI pada Kamis (13/4) ditutup anjlok 4,57 persen ke level Rp7.825/saham.
Sebelumnya, AALI telah mengumumkan akan membagikan dividennya dengan tanggal cum dividen pada Rabu (12/4). Namun, harga sahamnya malah merosot ketika memasuki periode ex-date dividen pada pembukaan perdagangan Kamis (13/4).
Sebagaimana dilaporkan perseroan dalam Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (3/4) lalu, AALI memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp404/saham.
Pembagian dividen itu diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp85 per saham yang telah dibagikan pada 24 Oktober 2022.
"Sehingga sisanya Rp319 per lembar saham akan dibayarkan pada 4 Mei 2023," kata Communication and Investor Relation Manager, Fenny Sofyan, dalam paparan publik, Senin (3/4).
Sedangkan, total dividen yang dibagikan AALI untuk periode tahun buku 2022 mencapai Rp777,57 miliar.
Adapun, pembagian dividen tersebut berasal dari 45 persen laba bersih perseroan pada 2022, yakni sebesar Rp1,72 triliun. Sementara, dividend yield yang dicatatkan AALI untuk periode ini sebesar 4,88 persen.
Anjloknya harga saham AALI pada periode ex-date, yaitu ketika investor tak lagi berhak menerima dividen, perlu diwaspadai para investor.
Pasalnya, bisa jadi investor terkena dividend trap, yakni jebakan dividend yield suatu emiten yang tampaknya tinggi dan menggiurkan, tetapi setelah memasuki masa ex-date harga sahamnya justru anjlok.
Alhasil, investor terjebak membeli di harga tinggi (saat cum date) dan harus menyaksikan harga saham koleksinya malah merosot pasca-cum date.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.