MARKET NEWS

Rencana Akuisisi Tambang Nikel, Ini Penjelasan Grup Bakrie (BNBR)

Aldo Fernando - Riset 24/01/2023 15:04 WIB

Grup Bakrie PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sedang berencana mengakuisisi sebuah tambang nikel di Sulawesi.

Rencana Akuisisi Tambang Nikel, Ini Penjelasan Grup Bakrie (BNBR). (Foto: MNC Media)

IDXChannelGrup Bakrie PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sedang berencana mengakuisisi sebuah tambang nikel di Sulawesi. Ini demi memasok bahan baku untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV) di proyek kawasan industri (integrated industrial park) di sana.

Melansir Reuters, konglomerat yang dikenal ‘bermain’ di ranah tambang batu bara, media hingga properti tersebut membentuk sebuah konsorsium dengan perusahaan energi China Envision dan raksasa komoditas global Glencore pada bulan lalu.

Tujuan dari pembentukan konsorsium bernama Indo-pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) tersebut untuk mengeksplorasi investasi ke industrial park terkait rantai pasok nikel global.

Dalam hajatan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, minggu lalu, Direktur Utama BNBR Anindya Bakrie memaparkan, proyek kawasan industri di Sulawesi yang direncanakan akan seluas 2.000 hektar tersebut bakal membutuhkan dana investasi, mulai dari smelter nikel hingga pabrik baterai, mencapai USD9 miliar.

Sementara, CEO anak usaha BNBR di bidang distributor EV PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W. Setijono bilang, perseroan berencana mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi Tengah atau Sulawesi Tenggara untuk menyuplai kawasan industri tersebut.

“[Tambang tersebut] akan memiliki cadangan yang cukup untuk sekitar 140 Gigawatt-hours (baterai) dalam 25 tahun ke depan,” jelas Gilarsi, dikutip Reuters.

Menurut Gilarsi, konsorsium tersebut menargetkan produski prekusor berbasis nikel—yang digunakan untuk pembuatan baterai EV—pada 2026 dengan kapasitas tahunan setara dengan 120 GWh yang nantinya akan dijual ke pasar Inggris dan Eropa.

Gilarsi juga menjelaskan, perseroan mematok target produksi baterai EV setara dengan 20 GWh per tahun, baik untuk pasar domestik maupun ekspor, pada 2028 mendatang.

Mengacu pada penjelasan Gilarsi, konsorsium akan melakukan studi pra-kelayakan (pre-feasibility) pada Maret dan memperkuat investasi masing-masing perusahaan setelah itu. Grup Bakrie sendiri, kata Gilarsi, berharap menjadi pemegang saham pengendali.

Dalam kesempatan terpisah, Gilarsi menuturkan VKTR akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) senilai USD60 juta pada paruh pertama 2023. IPO tersebut bertujuan untuk berinvestasi di produksi EV sendiri.

Envision dan Glencore tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

Sedangkan, ketika dikonfirmasi mengenai pemberitaan akuisisi di muka, Investor Relations Senior Manager BNBR Andini Aritonang mengatakan, perusahaan serius masuk ke industri EV.

“Perihal ini [kabar akuisisi tambang nikel], informasi yang bisa saya sampaikan adalah BNBR serius mengembangkan bisnis kendaraan listrik,” jelas Andini saat dihubungi IDX Channel, Selasa (24/1/2023).

Dari pasar saham, per Selasa (24/1), harga saham BNBR naik 4,29 persen ke Rp73 per saham. Selama sepekan, saham BNBR terapresiasi 7,35 persen, tetapi turun 6,41 persen dibandingkan posisi awal tahun ini (YtD). (ADF)

SHARE