MARKET NEWS

Resmi Kuasai Smelter Nikel WMI, Saham Harum Energy (HRUM) Melambung

TIM RISET IDX CHANNEL 30/01/2024 12:10 WIB

Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) melonjak pada perdagangan Selasa (30/1/2024) seiring kabar akuisisi teranyar perseroan di sebuah perusahaan smelter nikel.

Resmi Kuasai Smelter Nikel WMI, Saham Harum Energy (HRUM) Melambung. (Foto: Freepik)

IDXChannelSaham PT Harum Energy Tbk (HRUM) melonjak pada perdagangan Selasa (30/1/2024) seiring kabar akuisisi teranyar perseroan di sebuah perusahaan smelter nikel.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I, saham HRUM melesat 6,96 persen ke Rp1.230 per saham. Sebanyak 13,24 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp15,92 miliar.

Secara teknikal, dalam chart daily (harian), saham HRUM membentuk candle bullish marubozu dan mencoba membalik downtrend usai menyentuh level terendah terbaru (new low) sejak September 2021 pada Senin (29/1/2024).

Level resistance terdekat untuk HRUM berada di level 1.250 dan level psikologis 1.300. Sementara, level support untuk HRUM berada di 1.120 dan 1.095.

Sebelumnya, Harum Energy, melalui anak usahanya, PT Harum Nickel Industry (HNI), resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Westrong Metal Industry (WMI). Adapun, WMI merupakan perusahaan smelter nikel yang berlokasi di Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara.

HNI membeli 1.214.000 lembar saham WMI yang dimiliki oleh Prime Investment Capital Limited (PICL) dan Walsin Singapore Pte Ltd (WS). Jumlah itu mewakili 60,7% dari total modal ditempatkan dan disetor WMI, dengan nilai transaksi sebesar USD215,21 juta atau setara Rp3,4 triliun (asumsi kurs Rp15.828).

Maka, porsi HNI dalam WMI meningkat dari 20% menjadi 80,7%, sehingga secara otomtasi HRUM melalui HNI menjadi pemegang saham mayoritas WMI.

Direktur Utama HRUM, Ray A. Gunara, mengatakan WMI merupakan perusahaan yang memiliki 4 lini rotary kiln electric furnace dengan prasarana pendukung dan fasilitas konverter. Ini mendukung produk high-grade nickel-matte.

“Kapasitas produksi terpasang tahunan sekitar 56.000 ton nikel yang terkandung dalam produk high-grade,” kata Ray di Keterbukaan Informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/1/2024).

Ray menambahkan saat ini proyek WMI sedang dalam tahap akhir konstruksi yang ditargetkan akan dapat mulai beroperasi secara komersial pada kuartal II-2024. Adapun akuisisi ini diharapkan dapat mendukung strategi diversifikasi perseroan.

“Dari segi keragaman produk, setelah WMI mulai beroperasi, maka perseroan akan mampu menghasilkan produk high-grade nickel-matte yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah dari produk nikel saat ini,” paparnya.

Setelah transaksi ini rampung, maka laporan keuangan WMI baik neraca maupun laba-rugi akan dikonsolidasikan dalam laporan keuangan perseroan selaku induk utama HRUM.

Dia berharap laporan keuangan perseroan akan turut mencerminkan kontribusi kinerja keuangan WMI, baik sebagai akibat meningkatnya kepemilikan saham perseroan dalam WMI melalui HNI ataupun dari hasil konsolidasi laporan keuangan WMI. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE