MARKET NEWS

RI Punya Harta Karun Panas Bumi Melimpah, Ini Strategi PGEO

Fiki Ariyanti 21/07/2023 06:33 WIB

PT Pertamina Geothermal Energi Tbk atau PGE (PGEO) memiliki strategi untuk terus mengembangkan dan mengoptimalkan potensi panas bumi di Indonesia.

RI Punya Harta Karun Panas Bumi Melimpah, Ini Strategi PGEO (Foto MNC Media)

IDXChannel - Panas bumi dinilai menjadi sumber energi yang paling efisien dibandingkan sumber energi terbarukan lainnya. Hasil kajian menunjukkan, panas bumi lebih mudah dikendalikan untuk diproduksi menjadi energi listrik.

PT Pertamina Geothermal Energi Tbk atau PGE (PGEO) menilai potensi panas bumi ini menjadi keunggulan. Perseroan berpendapat, Indonesia yang memiliki total potensi panas bumi sebesar 23 GW harus dikembangkan secara optimal melalui pemanfaatan teknologi yang lebih baik dan fleksibel.

"Saat ini, PGE sudah mengidentifikasi potensi kapasitas terpasang tambahan dari PLTP existing. Inilah sebabnya 1 GW menjadi immediate goal (tujuan jangka pendek) PGE yang akan dicapai dalam dua tahun ke depan," kata Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi dalam keterangan resminya, Jumat (21/7/2023).

Mengoptimalkan sumur geothermal dengan suhu rendah agar bisa menghasilkan listrik. Menggunakan teknologi binary dan ESP (Electrical Submersible Pump) pada pembangkit listrik panas bumi.

Julfi mengatakan, secara garis besar, dalam pengembangan potensi geothermal di Indonesia PGE mengalami dua tantangan, yaitu secara komersial dan teknologi. Namun, tantangan pengembangan panas bumi tersebut, sambungnya, akan dijawab perseroan dengan maksimalisasi peluang komersial dan optimalisasi teknologi.

Lebih jauh mengenai peluang komersialisasi energi panas bumi ini, dijelaskan Julfi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan PGE. Dalam bentuk penggunaan langsung, tambahnya, PGE mengutilisasi uap dan brine (selain untuk listrik) untuk berbagai keperluan masyarakat, misalnya geowisata, pemanasan langsung (direct heating).

Selanjutnya perseroan juga memiliki rencana komersialisasi green hydrogen dan green methanol untuk Pembangkit Listrik Siklus Biner (Binary Cycle Power Plants). Julfi bilang, perseroan saat ini sedang meneliti potensi ekstraksi silika dari proses pengolahan brine berlebih untuk produk bernilai tambah seperti semikonduktor dan gelas.

"Selain itu kami juga meningkatkan interkoneksi antara lokasi produksi geothermal dan Secondary Product di Pulau Sumatera," ujarnya.

Sementara itu, Managing Director and Partner Boston Consulting Group, Marko Lackovic mengatakan, Indonesia mempunyai peluang geothermal terbesar. Potensi ini muncul karena Indonesia dikelilingi ring of fire.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Harris menambahkan, secara umum pengembangan panas bumi ini sangat didukung oleh pemerintah. Namun dalam implementasinya, pemerintah masih punya keterbatasan anggaran dan waktu.

Perseroan berkomitmen untuk terus memaksimalkan potensi panas bumi Indonesia serta mendukung pemerintah dalam agenda dekarbonisasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia Net Zero Emission 2060.

(FAY)

SHARE