Rugi Tanah Laut (INDX) Bengkak 166 Persen, Ada Apa?
Emiten jasa manajemen pelabuhan laut, PT Tanah Laut Tbk (INDX) mencatatkan rugi bersih senilai Rp497,48 juta di kuartal III/2022.
IDXChannel - Emiten jasa manajemen pelabuhan laut, PT Tanah Laut Tbk (INDX) mencatatkan rugi bersih senilai Rp497,48 juta di kuartal III/2022. Realisasi itu membengkak 166,40% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar Rp186,74 juta.
Peningkatan rugi terjadi saat pendapatan INDX merosot 2,07% yoy mencapai Rp3,6 miliar. Jika dibandingkan per September tahun lalu, INDX memperoleh pemasukan sebanyak Rp3,67 miliar.
Adapun seluruh pemasukan INDX merupakan hasil dari jasa manajemen perseroan terhadap entitas anak, PT Pelayaran Indx Lines (PIL).
Sedangkan beban pokok INDX yang turun 3,43% yoy merupakan biaya gaji dan tunjangan karyawan perseroan yang pada akhir September mencapai Rp2,11 miliar. Sementara beban usaha yang terdiri dari biaya kantor, jasa profesional, hingga utilitas menyerap total sebesar Rp2,11 miliar.
Posisi tersebut membuat INDX mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan mencapai Rp497,47 juta. Posisi keuangan kuartalan ini sekaligus membuat rugi per saham dasar INDX bertambah menjadi Rp1,14, dari sebelumnya Rp0,43.
Neraca perseroan per 30 September 2022 menunjukkan ada kenaikan aset sebanyak 1,16% mencapai Rp65,92 miliar, dari akhir 2021 di angka Rp65,16 miliar. Kewajiban pembayaran atau liabilitas membengkak 10,85% menjadi Rp12,85 miliar, sedangkan modal/ekuitas perseroan terjaga di kisaran Rp53 miliar, sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan INDX, Selasa (11/10/2022).
Hingga September 2022, INDX telah menerima kas operasional dari pelanggan sebanyak Rp3,33 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk pembayaran beban dan biaya pemasok. Dana sisa tersebut kemudian digunakan menambah aset tetap, serta ditempatkan dalam investasi jangka pendek.
INDX juga menerima tambahan utang lain-lain sebesar Rp1,24 miliar. Dengan tambahan cadangan kas awal tahun, maka sisa kas bersih akhir periode perseroan mencapai Rp3,65 miliar.
(DES)