Rupiah Ditutup Menguat Imbas Sentimen AS dan Data BPS RI
Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan sore ini menguat 17 poin di level Rp14.202.
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan sore ini menguat 17 poin di level Rp14.202. Pada perdagangan hari ini, rupiah sempat melemah 30 poin pada level Rp14.201.
Pengamat rupiah, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar melemah hari ini karena sentimen investor yang menunggu petunjuk selanjutnya mengenai status pemulihan ekonomi AS dan tekanan inflasi.
"Investor sekarang menunggu petunjuk selanjutnya tentang status pemulihan ekonomi AS dari COVID-19. Meningkatnya tekanan inflasi terus menjadi radar investor," ujar Ibrahim dalam risetnya, Senin (15/11/2021).
Di seberang Atlantik, inflasi bisa turun lebih lambat dari yang diharapkan di Zona Euro, sebagian karena kemacetan rantai pasokan yang berkelanjutan. Namun, dua pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa memperingatkan pada hari Jumat lalu bahwa bank sentral tidak boleh bereaksi berlebihan dengan menghapus stimulus terlalu cepat.
Meskipun Bank of England ditetapkan untuk menjadi bank kunci pertama yang menaikkan suku bunga, apakah kenaikan itu akan terjadi pada bulan Desember atau pada awal 2022 memiliki pendapat yang berbeda, menurut jajak pendapat Reuters.
Dari dalam negeri, pasar merespon positif setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar USD5,73 miliar secara bulanan (month to month/mtm) pada Oktober 2021. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus USD4,37 miliar pada September 2021 dan Oktober 2020 yang tercatat surplus USD3 miliar.
Surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai USD22,03 miliar pada Oktober 2021. Sementara, nilai impor lebih kecil dibandingkan ekspor, yaitu USD17,23 miliar. Tercatat, Indonesia mengalami surplus berturut-turut selama 14 bulan.
Sedangkan untuk ekspor, nilainya naik 6,89 persen secara bulanan dibandingkan USD20,61 miliar pada September 2021. Secara tahunan, nilainya naik 53,35 persen dari Oktober 2020 sebesar UD14,36 miliar.
Secara total, ekspor Januari-Oktober 2021 mencapai USD186,32 miliar atau naik 41,8 persen dari USD131,39 miliar pada Januari-Oktober 2020.
Secara rinci, kinerja ekspor ditopang oleh minyak dan gas (migas) mencapai USD1,03 miliar atau naik 9,91 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya USD930 juta. Sedangkan, ekspor nonmigas sebesar USD21 miliar atau naik 6,75 persen dari sebelumnya USD19,67 persen.
Total ekspor nonmigas mencapai 93,35 persen dari total ekspor Indonesia pada Oktober 2021. Kalau dilihat dari sektoral, mayoritas ekspor Indonesia naik.
Mulai dari industri pertanian naik 2,7 persen secara bulanan menjadi USD410 juta. Lalu, ekspor industri pengolahan naik 3,61 persen secara bulanan menjadi USD16,07 miliar.
Kemudian, industri pertambangan dan lainnya meningkat 20,11 persen secara bulanan menjadi USD4,53 miliar serta migas naik 9,91 persen secara bulanan menjadi USD1,03 miliar.
Dengan didorong sentimen tersebut, untuk perdagangan besok mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.180 - Rp14.220. (NDA)