MARKET NEWS

Rupiah Melemah ke Rp15.165 per USD, Pasar Nantikan Pidato Pejabat The Fed

Anggie Ariesta 26/09/2024 15:27 WIB

Kurs Rupiah hari ini (26/9) ditutup melemah 63 poin atau 0,42 persen ke level Rp15.165 per USD.

Rupiah Melemah ke Rp15.165 per USD, Pasar Nantikan Pidato Pejabat The Fed (foto mnc media)

IDXChannel - Kurs Rupiah hari ini (26/9) ditutup melemah 63 poin atau 0,42 persen ke level Rp15.165 per USD.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, USD  menguat setelah reli tajam sejak awal Juni karena para investor menanti pidato dari pejabat The Fed untuk mendapatkan petunjuk tentang laju penurunan suku bunga.

"Meskipun tidak ada katalis yang jelas untuk pemulihan tersebut, para investor nampaknya memiliki pandangan yang lebih bernuansa tentang seberapa agresif penurunan suku bunga AS di masa mendatang," kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis (26/9).

"Dengan pembicara Fed minggu ini tidak menyampaikan pandangan yang seragam tentang jalan ke depan," ujarnya.

Data klaim pengangguran AS mingguan akan diteliti dengan seksama pada Kamis malam, mengingat fokus Fed yang beralih ke ketenagakerjaan daripada inflasi. Para investor masih mengharapkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) kedua pada pertemuan Fed berikutnya di November.

Namun peluangnya turun menjadi 57,4 persen dari 58,2 persen sehari sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Ibrahim mengatakan, dari sentimen domestik, ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan berada di level 5,2 persen pada tahun ini dan berada di level 5,3 persen pada 2025. 

Pertumbuhan ini akan didorong oleh kebijakan fiskal yang strategis dan tepat sasaran, serta pendalaman finansial di tengah meningkatnya tantangan di tingkat global.

"Pemerintahan baru Prabowo-Gibran nantinya dapat menerapkan kebijakan fiskal yang berdampak besar, di antaranya berfokus pada infrastruktur, hilirisasi, dan sektor teknologi untuk mendorong pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan," ujar dia.

Selama ini pertumbuhan positif perekonomian nasional masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang menyumbang setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, para ekonom optimis Indonesia masih memiliki peluang pertumbuhan yang belum dimanfaatkan melalui investasi bernilai tambah dan kebijakan fiskal strategis yang mendorong produktivitas dan ekspansi ekonomi.

Dari sisi eksternal, aliran investasi asing langsung (FDI) yang stabil dan surplus perdagangan yang kuat sejak 2020 akan semakin mendorong pertumbuhan dan memperluas basis ekonomi.

Komitmen yang kuat terhadap kebijakan fiskal, pasar finansial yang mendalam, dan reformasi struktural. Maka akan berdampak terhadap menguatnya nilai tukar rupiah ke depan  didukung oleh capital flow (dana asing masuk) ke Indonesia, Fed Fund Rate (FFR) yang menurun, serta balance sheet (neraca keuangan) yang baik dan terjaga di dalam negeri.

"Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun ditutup di rentang Rp15.100-Rp15.200 per USD," kata Ibrahim.

(Fiki Ariyanti)

SHARE