MARKET NEWS

Rupiah Melemah Tipis Tersengat Penunjukkan Scott Bessent Jadi Menkeu AS

Anggie Ariesta 25/11/2024 15:27 WIB

Rupiah ditutup melemah tipis 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp15.881 pada perdagangan sore ini (25/11/2024).

Rupiah Melemah Tipis Tersengat Penunjukkan Scott Bessent Jadi Menkeu AS (foto mnc media)

IDXChannel - Rupiah ditutup melemah tipis 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp15.881 pada perdagangan sore ini (25/11/2024).

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah ini salah satunya berasal dari sentimen eksternal, yaitu pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan membebani USD di tengah beberapa taruhan bahwa ia akan menjadi suara moderasi dalam pemerintahan Trump.

"Namun, kemunduran USD bisa bersifat sementara, mengingat Bessent secara terbuka mendukung USD yang kuat dan mendukung tarif perdagangan," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (25/11).

Menurut Ibrahim, USD diperkirakan akan tetap didukung oleh kebijakan Trump, yang dipandang sebagai inflasi, dan kemungkinan akan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama di AS selama beberapa tahun mendatang.

Sementara itu, pelaku pasar juga mengurangi taruhan untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin dari Federal Reserve pada Desember 2024 menjadi 52 persen, dibandingkan dengan 72 persen sebulan lalu, menurut CME Fedwatch. 

"Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi yang disukai Fed dijadwalkan dirilis pada Jumat pekan ini, dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga," ujar Ibrahim.

Dari sisi internal, katanya, sentimen datang dari Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di mana sebelumnya mengalami defisit sebesar USD0,6 miliar pada kuartal II-2024. 

Surplus tersebut dipicu oleh perbaikan sejumlah indikator, salah satunya penurunan defisit transaksi berjalan menjadi USD2,2 miliar atau 0,6 persen dari PDB, lebih baik dibandingkan defisit USD3,2 miliar pada kuartal II-2024.

"Stabilitas ketahanan eksternal Indonesia hingga saat ini tetap terjaga di tengah berbagai dinamika risiko global yang tengah terjadi, yang salah satunya ditunjukkan oleh capaian surplus pada neraca transaksi ekonomi internasional Indonesia," tutur Ibrahim.

Surplus NPI juga dipicu oleh adanya peningkatan surplus transaksi modal dan finansial menjadi USD6,6 miliar atau 1,8 persen dari PDB dari sebelumnya hanya sebesar USD3,0 miliar atau 0,9 persen dari PDB pada kuartal II-2024.

Perkembangan positif ini dipengaruhi oleh peningkatan surplus investasi langsung menjadi USD5,2 miliar, didorong tingginya penyertaan modal asing dalam bentuk ekuitas, terutama di sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan besar dan eceran.

Capaian surplus NPI tersebut turut memengaruhi posisi cadangan devisa Indonesia. Cadangan devisa telah meningkat menjadi sebesar USD149,9 miliar pada akhir September 2024, atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Berdasarkan data di atas, Rupiah pada perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp15.820-Rp15.910 per USD," kata Ibrahim.

(Fiki Ariyanti)

SHARE