Rupiah Strong di Rp15.871 per USD, Ini Faktor Pengungkitnya
Rupiah hari ini, Kamis (28/11/2024) ditutup menguat 63 poin atau 0,40 persen ke level Rp15.871 per USD.
IDXChannel - Rupiah hari ini, Kamis (28/11/2024) ditutup menguat 63 poin atau 0,40 persen ke level Rp15.871 per USD.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan Rupiah disebabkan oleh investor yang menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar sebelum libur Thanksgiving AS, yang kemungkinan akan terus diperdagangkan tipis selama sisa minggu ini.
"Data semalam menunjukkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi dasar yang disukai Federal Reserve meningkat sesuai dengan perkiraan," kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis (28/11/2024).
Pengumuman lainnya menunjukkan bahwa ekonomi AS berkembang dengan kecepatan yang solid pada kuartal III-2024. Ketidakmampuan untuk mencapai target inflasi 2 persen, dikombinasikan dengan kemungkinan peningkatan tarif impor, dapat membatasi kemampuan bank sentral untuk menurunkan suku bunga tahun depan.
Pembacaan tersebut disertai dengan data produk domestik bruto yang menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada kuartal III, serta data klaim pengangguran mingguan yang sedikit lebih kuat dari yang diharapkan.
"Meskipun pembacaan tersebut tidak banyak menghalangi ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada Desember ini, para investor terlihat semakin tidak yakin atas prospek suku bunga pada 2025," ujar Ibrahim.
Selain itu, ketidakpastian atas masa jabatan Presiden Donald Trump menambah campuran tersebut, mengingat bahwa Trump diperkirakan akan mengeluarkan lebih banyak kebijakan ekspansif dan tarif perdagangan yang akan mendorong inflasi. Tren ini diperkirakan akan membatasi siklus pelonggaran Fed.
"Meningkatnya kekhawatiran akan perang dagang China-AS, investor menunggu untuk melihat langkah-langkah stimulus apa yang akan diberlakukan Beijing untuk mengimbangi tekanan ekonomi dari setiap kenaikan tarif AS," tuturnya.
Dari sentimen internal, lanjut Ibrahim, Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen pada 2025 dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan 5,1 persen pada 2024.
Sedangkan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada level 5,2 persen pada asumsi dasar makro dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 dan 2025.
"OECD menilai konsumsi akan tetap kuat dan investasi swasta kemungkinan akan meningkat. Defisit fiskal akan sedikit melebar karena belanja publik untuk Ibu Kota Nusantara, tetapi diproyeksikan akan tetap di bawah batas 3 persen," ujar Ibrahim.
"Bank Indonesia diperkirakan akan terus menurunkan suku bunga pada akhir 2024 dan 2025," katanya.
Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.810-Rp15.890 per USD.
(Fiki Ariyanti)