MARKET NEWS

Rupiah Tak Happy Jelang Rilis Inflasi PCE, Ditutup Rp15.455 per USD

Anggie Ariesta 30/08/2024 15:31 WIB

Rupiah hari ini ditutup melemah 31,5 poin atau 0,20 persen ke level Rp15.455 per USD pada perdagangan Jumat (30/8).

Rupiah Tak Happy Jelang Rilis Inflasi PCE, Ditutup Rp15.455 per USD (foto mnc media)

IDXChannel - Rupiah hari ini ditutup melemah 31,5 poin atau 0,20 persen ke level Rp15.455 per USD pada perdagangan Jumat (30/8). Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah sempat dibuka pada level Rp15.466 per USD.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, USD terbantu oleh tanda-tanda ketahanan ekonomi AS yang terus berlanjut, setelah data produk domestik bruto (PDB) yang dirilis pada Kamis menunjukkan ekonomi tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada kuartal II-2024.

"Data indeks harga PCE, pengukur inflasi pilihan Fed akan dirilis pada Jumat, dan juga diharapkan menunjukkan inflasi sedikit meningkat pada Juli. Ekonomi yang kuat dan inflasi yang lesu membuat Fed kurang bersemangat untuk memangkas suku bunga secara tajam," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (30/8).

Sementara para pedagang masih mempertahankan taruhan untuk pelonggaran pada  September. Mereka lebih condong ke arah pemangkasan suku bunga yang lebih kecil yakni sebesar 25 basis poin, menurut CME Fedwatch.

Selain itu, data indeks harga konsumen dari Tokyo menunjukkan inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan pada  Agustus, dengan inflasi inti bergerak kembali mendekati target tahunan Bank Jepang sebesar 2 persen di tengah peningkatan belanja swasta.

Pembacaan tersebut memperkuat gagasan bahwa peningkatan inflasi akan memberi BOJ lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini. Pembacaan CPI juga membantu pasar mengabaikan hasil produksi industri dan penjualan ritel yang mengecewakan.

Dari sentimen domestik, kata Ibrahim, pemerintah akan memerhatikan faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen dapat tercapai pada kuartal III-2024. 

"Konsumsi, investasi, ekspor, impor akan terus diperhatikan, guna untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga pada tingkat 5,1 persen. Selain itu perpolitikan dalam negeri pun semakin stabil pasca Pilpres 2024," ujarnya.

Pemerintah akan terus memantau risiko stagnasi perekonomian global yang diperkirakan masih berlanjut sepanjang 2024. APBN 2024 akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi sehingga target pertumbuhan sebesar 5,2 persen dapat tercapai.

"Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp15.440-Rp15.520 per USD," kata Ibrahim.

(Fiki Ariyanti)

SHARE