MARKET NEWS

Rusia Invasi Ukraina, Minyak Mentah Dunia Bisa Sentuh USD130 Per Barel

Athika Rahma 24/02/2022 14:40 WIB

Tindakan Rusia yang memulai serangan operasi militer di bagian timur Ukraina berdampak signifikan terhadap sejumlah komoditas.

Rusia Invasi Ukraina, Minyak Mentah Dunia Bisa Sentuh USD130 Per Barel. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Tindakan Rusia yang memulai serangan operasi militer di bagian timur Ukraina berdampak signifikan terhadap sejumlah komoditas. Bahkan, harga minyak mentah dunia diprediksi bisa menyentuh angka USD130 per barel.

"Banyak yang meramalkan kenaikan harga tahun ini akan mencapai di USD 120-130 per barrel. Estimasi saya juga demikian. Harga minyak akan berada dikisaran tersebut seiring konflik yang semakin memanas," ujar Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (24/2/2022).

Adapun hingga pukul 11.11 WIB hari ini, harga minyak mentah Brent naik 3,33% menjadi USD 97,18 atau nyaris mencapai USD 100. Lalu, untuk minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 3,57% menjadi USD 95,39 per barel.

Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina berimbas kepada harga minyak dunia karena Rusia adalah produsen minyak terbesar ke dunia yang menjual sebagian besar produksinya ke Eropa. Rusia juga merupakan pemasok gas alam terbesar di Eropa yang memasok 35% dari persediaannya.

Mamit mengatakan, untuk Indonesia, terdapat untung rugi atas naiknya harga minyak mentah ini. Keuntungannya, sektor hulu migas akan mengalami pertumbuhan yang baik.

"Dengan kenaikan ini maka ICP (harga minyak mentah Indonesia) kita akan mengalami kenaikan diatas dari asumsi APBN 2022. Hal ini akan meningkatan pendapatan negara dari hulu migas baik dari PNBP maupun dari pajak lainnya," katanya.

Lalu, kenaikan harga minyak mentah ini bisa memicu kinerja hulu migas, demikian pula pendapatannya. Namun, bagi sektor hilir, harga minyak mentah yang naik akan berdampak pada BBM yang subsidinya makin besar.

"Untuk hilir, pastinya ini akan semakin memberatkan. Kenaikan harga minyak yang diimbangi dengan kenaikan ICP maka akan menambah beban subsidi bagi sektor energi. Harga listrik dan bbm akan meningkatkan beban subsidi. Selain itu, harga BBM umum non subsidi juga akan mengalami kenaikan," katanya. (TYO)

SHARE