Saham Bumi Resources (BUMI) Makin ‘Memanas’, Masih Murah atau Sudah Mahal?
Melihat harga saham BUMI saat ini, Direktur & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan harga saham BUMI masih di bawah harga wajar.
IDXChannel – Harga saham emiten batu bara grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melambung tinggi pada perdagangan hingga siang ini, Selasa (9/8/2022), melanjutkan tren kenaikan akhir-akhir ini. Lantas, bagaimana valuasi saham ini?
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BUMI melonjak 18,58% ke Rp134/saham dengan volume perdagangan 5,18 miliar saham, tertinggi di bursa hingga penutupan sesi I ini.
Sementara, nilai transaksi saham BUMI Rp647,8 miliar, juga terbesar di antara yang lainnya.
Dengan ini, saham BUMI sudah menguat selama 3 hari beruntun.
Dalam sepekan, saham BUMI naik 16,52%. Sementara, dalam sebulan belakangan harga saham induk usaha emiten tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melesat 69,62%.
Sementara, sejak awal tahun (ytd), saham BUMI meroket hingga bagger 100,00%. (Lihat tabel di bawah ini.)
Soal Valuasi BUMI
Dengan kenaikan yang tinggi saat ini, rasio harga saham dibandingkan laba per saham (PER) BUMI (disetahunkan) mencapai 6,22 kali. Angka ini masih lebih ‘murah’ (undervalued) atau berada di bawah rerata industri 6,82 kali.
Namun, PER BUMI masih kalah ‘murah’ dibandingkan dua kompetitornya, misalnya PT ADRO Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang berada di angka 4,37 kali dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 3,72 kali.
Melihat harga saham BUMI saat ini, Direktur & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan harga saham BUMI masih di bawah harga wajar.
“Laba per saham (EPS) BUMI dalam 12 bulan terakhir (LTM) selama 1 April 2021-31 Maret 2022 adalah Rp32/saham. Dibandingkan rerata PER sektor 6 kali, [BUMI] undervalued,” kata Dileep kepada IDXChannel, Selasa (9/8/2022).
Hanya saja, lantaran ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik induk BUMI per laporan 31 Maret 2022 masih negatif (minus USD441,66 juta), rasio harga saham dibandingkan nilai buku (PBV) BUMI negatif 2,44 kali.
Namun, apabila memasukkan kepentingan nonpengendali (termasuk saham di BRMS dan PT Arutmin Indonesia), jumlah ekuitas BUMI positif USD755,13 juta. Ini selaras dengan pernyataan Dileep beberapa waktu lalu.
“Ekuitas BUMI saat ini net positif,” kata Dileep kepada IDXChannel (2/8/2022).
“Laba ditahan (retained earnings) kami berada di teritorial negatif saat ini karena akumulasi kerugian di masa lalu. Semoga kami dapat mencoba dan menjadi positif dalam parameter ini segera,” imbuh Dileep.
NBS Clients dan Pembayaran Utang BUMI
Penguatan BUMI akhir-akhir terjadi salah satunya seiring masuknya investor asing dengan menggunakan nama NBS Clients atawa bisa disebut klien NBS dan memakai rekening escrow (mirip rekening bersama yang dikelola pihak ketiga) via broker Citibank, N.A.
NBS CLients tercatat beberapa kali mengakumulasi kepemilikan di saham BUMI sejak 19 Juli 2022 sampai 1 Agustus lalu, sebagaimana dikutip dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Pada 19 Juli, NBS Clients membeli 815.464.600 saham BUMI sehingga kepemilikannya bertambah dari 4,94% menjadi atas 5 persen (tepatnya 5,54%) sehingga nongol di data KSEI yang dirilis di website bursa.
Teranyar, pada 1 Agustus, NBS Clients telah menggenggam 9.417.265.262 atau setara dengan 6,98% saham BUMI.
Dus, selama 19 Juli sampai 1 Agustus, NBS Clients total mengakumulasi 2.752.932.462 saham.
Mengacu pada data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), NBS Clients mencantumkan alamat di Kasernenstrasse 1, 8021 Zurich, Swiss. Mengacu pada laman swiss-banks.info, alamat tersebut merupakan alamat kantor cabang Nomura Bank (Switzerland) Ltd.
Berdasarkan situsweb Nomura, Nomura Bank (Switzerland) Ltd, biasa disingkat dengan nama ‘NBS’, terutama aktif sebagai perantara dan memfasilitasi transaksi efek di bursa Asia Pasifik atas nama investor institusi yang berbasis di Swiss.
Direktur & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava sendiri mengungkapkan, tidak mengetahui siapa di balik NBS Clients tersebut.
‘[Kami] tidak tahu [soal hal tersebut],” kata Dileep kepada IDXChannel, pada 2 Agustus 2022.
Kabar teranyar, BUMI mengumumkan telah memproses pembayaran utang kedelapan belas sebesar USD118,3 juta melalui agen fasilitas pada Selasa 12 Juli 2022.
Pembayaran ini mewakili pinjaman pokok sebesar USD115,3 juta dan bunga sebesar USD3,0 juta untuk Tranche A. Ini termasuk USD20 juta yang diterima dari Arutmin.
Dengan dilakukannya pembayaran triwulanan ke-delapan belas, perseroan saat ini telah membayar keseluruhan sebesar USD731,3 juta secara tunai (cash), terdiri atas pokok Tranche A sebesar USD557,1 juta dan bunga sebesar USD174,2 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar (back interest).
"Seluruh pembayaran Tranche A diharapkan akan diselesaikan pada Oktober 2022 bersamaan dengan dimulainya pembayaran Tranche B," tulis Dileep Srivastava melalui keterangan resminya yang dikutip oleh MPI, Rabu (13/7/2022). (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.