MARKET NEWS

Saham CBRE ARA 2 Hari usai ARB, Analis Soroti Efek Andry Hakim dan Prospek Bisnis

TIM RISET IDX CHANNEL 16/10/2025 12:40 WIB

Saham perusahaan pelayaran domestik PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) kembali melonjak hingga batas auto rejection atas (ARA) 25 persen.

Saham CBRE ARA 2 Hari usai ARB, Analis Soroti Efek Andry Hakim dan Prospek Bisnis.(Foto: CBRE)

IDXChannel – Saham perusahaan pelayaran domestik PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) kembali melonjak hingga batas auto rejection atas (ARA) 25 persen pada Kamis (16/10/2025).

Kenaikan ini terjadi hanya dua hari setelah saham CBRE sempat anjlok ke level auto rejection bawah (ARB) 15 persen berjilid-jilid, seiring sentimen positif dari aksi pembelian saham oleh investor muda Andry Hakim dan ekspektasi pasar terhadap prospek bisnis perusahaan ke depan.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham CBRE melesat hingga menyentuh ARA sebesar 25 persen, atau tepatnya 24,81 persen, ke level Rp1.660 per unit hingga penutupan sesi I pada Kamis (16/10/2025). Sehari sebelumnya, saham CBRE juga ditutup menguat ARA sebesar 24,88 persen.

Dengan lonjakan ini, saham CBRE berbalik arah setelah sebelumnya tertekan dan mengalami auto rejection bawah (ARB) selama tiga hari beruntun pada 10-14 Oktober 2025. Koreksi tersebut sempat dipicu oleh beredarnya isu afiliasi di pasar, yang kemudian dibantah secara resmi oleh berbagai pihak.

PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dan pengusaha Happy Hapsoro telah menyatakan tidak memiliki keterkaitan dengan CBRE. Manajemen Cakra Buana juga ikut memberikan klarifikasi untuk meluruskan rumor tersebut.

Saham CBRE sendiri sempat mencatat rekor tertinggi di Rp2.000 per unit pada 9 Oktober 2025, jauh melesat dari titik terendahnya di Rp13 per unit pada 2024.

Katalis Rebound

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pergerakan saham CBRE yang menguat belakangan ini tidak lepas dari sentimen terhadap aksi pembelian saham oleh Andry Hakim.

“Jika kita melihat dari pergerakan CBRE yang pulih setelah berita seorang investor besar, Andry Hakim, membeli saham hingga di atas 5 persen, maka bisa kita asumsikan bahwa pergerakan CBRE hari ini adalah respons dari berita tersebut,” kata Michael, Kamis (16/10/2025).

Ia menekankan, tidak ada faktor fundamental baru maupun aksi korporasi yang menjadi pemicu pergerakan harga saham tersebut.

“Karena tidak ada perubahan fundamental ataupun corporate action yang terjadi selama periode kemarin. Hal ini lumrah mengingat jumlah ekuitas yang tidak sebesar saham blue chip, serta likuiditas dari pasar modal saat ini sedang melimpah,” imbuh Michael.

Michael juga mengingatkan pentingnya mencermati agenda RUPS mendatang untuk melihat prospek saham CBRE ke depan. “Tentunya, investor juga perlu jeli melihat RUPS ke depan terhadap potensi dari saham CBRE itu sendiri,” demikian katanya.

Sementara itu, analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin Fielim menilai rebound tajam saham CBRE dalam dua hari terakhir didorong oleh ekspektasi pasar terhadap rencana penambahan aset kapal ke depan.

“Optimisme untuk menambah aset kapal,” kata Kharel.

Ia menjelaskan, langkah tersebut berpotensi memperbaiki kinerja keuangan perusahaan melalui peluang kontrak baru dan penurunan valuasi.

“Terus nanti, CBRE bisa dapat kontrak baru. Valuasi price-to earnings (P/E) dan price-to book value (PBV) nanti turun karena ada potensi asset injection dan new contract,” tuturnya.

Kemunculan Andry Hakim

Sebelumnya, nama investor muda Andry Hakim muncul di daftar pemegang saham di atas 5 persen di CBRE.

Berdasarkan laporan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertanggal 14 Oktober 2025, Andry kini menggenggam 5 persen saham CBRE.

Sebelum transaksi, Andry mengantongi 117 juta saham atau 2,57 persen kepemilikan. Setelah pembelian bertahap yang dilakukan pada 10 Oktober 2025, jumlah itu melonjak menjadi 226,9 juta saham, setara dengan 5 persen dari total saham CBRE yang beredar.

Transaksi tersebut dilakukan dengan harga rata-rata Rp750 per saham.

Dalam laporannya, CBRE menyebutkan pembelian saham ini dilakukan untuk tujuan investasi. Andry tercatat sebagai pemegang saham langsung dan bukan merupakan pihak pengendali perusahaan.

Laporan perubahan kepemilikan ini disampaikan sesuai ketentuan OJK Nomor 4 Tahun 2024 tentang pelaporan kepemilikan atau perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.

Andry Hakim dikenal sebagai investor muda sekaligus co-founder platform edukasi saham Stockwise.

Namanya terbilang populer di media sosial dan berbagai pemberitaan berkat gaya investasinya yang agresif, terutama pada saham-saham emiten backdoor listing dan berpotensi tumbuh tinggi.

Salah satu langkah investasinya yang paling menarik perhatian publik adalah kepemilikannya saham di emiten properti milik taipan Aguan dan Grup Salim, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).

Rencana Pembelian Kapal

Sebelumnya, CBRE menyampaikan tanggapan resmi kepada BEI terkait surat permintaan penjelasan yang dikirimkan pada 17 September 2025. Dalam keterangannya, pada 19 September 2025, perseroan menegaskan bahwa rencana pembelian kapal Hai Long 106 sejalan dengan ekspansi bisnis dan klasifikasi kegiatan usaha yang dijalankan.

CBRE menjelaskan, kapal tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 52229, yaitu aktivitas penunjang angkutan perairan lainnya.

Lingkup usaha ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari navigasi, pelayaran, kegiatan berlabuh, lighterage, pekerjaan bawah air (salvage), operasi mercusuar, hingga pengoperasian kapal FPSO dan FSO.

“Dengan demikian, pengoperasian Kapal Hai Long 106 selaras dengan lingkup kegiatan usaha Perseroan sebagaimana dimaksud dalam KBLI 52229,” tulis manajemen dalam surat tanggapannya.

Selain itu, CBRE juga menambah kegiatan usaha baru dengan KBLI 50141, yakni angkutan laut luar negeri untuk barang umum. Ekspansi ini didorong oleh peluang kerja sama yang ditawarkan mitra strategis internasional.

Perseroan mengungkapkan, mitra strategis yang dimaksud adalah perusahaan internasional di bidang Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) serta operator offshore oil & gas. Kolaborasi tersebut akan mendukung pemanfaatan kapal pipe layer seperti Hai Long 106 untuk berbagai proyek di wilayah perairan internasional.

Kerja sama dapat berbentuk time charter, voyage charter, atau subcontract pipelay services untuk proyek instalasi pipa bawah laut, konstruksi lepas pantai, maupun layanan pendukung offshore lainnya.

CBRE juga merinci rencana waktu (timeline) pembelian kapal Hai Long 106, mulai dari transaksi hingga kapal dapat beroperasi penuh mendukung kegiatan usaha perseroan.

Tahap awal dimulai pada September 2025 dengan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Namun, belakangan RUPSLB diundur dan akan digelar pada 27 Oktober 2025.

Setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham, pihak penjual kapal akan menerbitkan Bill of Sale kepada CBRE sebagai dasar proses peralihan kepemilikan.

Periode September hingga November 2025 akan difokuskan pada proses administratif, termasuk pengalihan bendera kapal ke Indonesia (re-flagging) dan transfer hak milik di instansi terkait. Meski proses legalitas masih berjalan, kapal tetap dapat beroperasi di bawah penguasaan pemilik lama untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berlangsung.

Tahap finalisasi dijadwalkan berlangsung pada Desember 2025. CBRE akan menyelesaikan pembayaran dan proses transfer hak milik secara penuh. Setelah tanggal cut-off transfer, kepemilikan dan penguasaan kapal resmi beralih ke CBRE. Armada tersebut akan langsung melanjutkan pekerjaan yang tengah berjalan.

Memasuki kuartal I-2026, kapal Hai Long 106 ditargetkan mulai digunakan secara penuh untuk mendukung kegiatan usaha CBRE di bidang aktivitas penunjang angkutan perairan (KBLI 52229) serta angkutan laut luar negeri untuk barang umum (KBLI 50141). Selama masa transisi, kapal tetap beroperasi sehingga aktivitas operasional perseroan tidak terganggu sambil menunggu penyelesaian administrasi dan legalitas kepemilikan.

Sementara itu, Hilong Holding Limited, emiten yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong dengan kode saham 1623, akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (16/10/2025) waktu setempat untuk membahas rencana penjualan kapal pipelay crane Hai Long 106 kepada CBRE.

Dalam keterangan resmi, yang terbitpada 25 September 2025, Hilong menyebut anak usahanya, Hilong Shipping Holding Limited, telah menandatangani nota kesepahaman dengan CBRE pada 11 Agustus 2025. Nilai transaksi penjualan kapal tersebut mencapai USD100 juta.

Pembayaran dilakukan dalam dua tahap. CBRE akan membayar uang muka sebesar 55 persen yang terdiri dari USD30 juta tunai dan penerbitan promissory note senilai USD25 juta dengan opsi konversi saham. Sisanya, 45 persen atau USD45 juta, akan dilunasi paling lambat 31 Desember 2025.

Kapal Hai Long 106 akan diserahkan secara fisik kepada CBRE antara 1-31 Juli 2026. Penilaian independen menunjukkan nilai pasar kapal mencapai sekitar USD101,5 juta per 31 Mei 2025.

Manajemen Hilong menjelaskan bahwa penjualan kapal ini merupakan bagian dari transformasi strategis perusahaan dari model bisnis berbasis aset menjadi penyedia jasa rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan instalasi (EPCI) bernilai tinggi. Dana hasil penjualan akan digunakan untuk memperkuat likuiditas dan melunasi sebagian kewajiban utang. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE