Saham Emiten Emas Melesat, PSAB Pimpin Reli
Saham emiten tambang emas kembali menguat pada Jumat (17/10/2025), menyusul berlanjutnya reli logam mulia acuannya di pasar global.
IDXChannel – Saham emiten tambang emas kembali menguat pada Jumat (17/10/2025), menyusul berlanjutnya reli logam mulia acuannya di pasar global.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.12 WIB, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melejit 13,82 persen ke Rp700 per unit, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) meningkat 3,47 persen, PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mendaki 3,32 persen.
Kemudian, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) naik 2,37 persen, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) terkerek 0,91 persen, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tumbuh 0,87 persen.
Harga emas dunia naik pada sesi awal perdagangan Asia, didorong oleh meningkatnya permintaan aset aman akibat kekhawatiran baru terkait dugaan penipuan kredit.
Harga emas spot (XAU/USD) naik 0,9 persen ke USD4.366,29 per ons setelah sempat menyentuh rekor intraday baru di USD4.380,79 per ons.
Melansir dari Wall Street Journal, sejumlah bank regional di Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan pada Kamis setelah Zions Bancorp mengumumkan akan menanggung kerugian besar.
Zions Bancorp juga mengungkap tuduhan penipuan terhadap sekelompok peminjam yang memiliki keterkaitan dengan sejumlah pemberi pinjaman lain di industri perbankan.
Menurut CEO dan manajer aset DHF Capital, Bas Kooijman, lonjakan permintaan aset aman juga terjadi di tengah memanasnya friksi dagang serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed).
Sementara, dilansir dari Reuters, ANZ pada Kamis memperkirakan harga emas mencapai USD4.400 per ons pada akhir 2025, didorong oleh ketidakpastian geopolitik, ekonomi, dan keuangan yang meningkat, serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed.
ANZ juga memproyeksikan harga emas mencapai puncak di kisaran USD4.600 per ons pada Juni 2026, sebelum perlahan menurun pada paruh kedua 2026 seiring berakhirnya siklus pelonggaran The Fed dan munculnya kejelasan mengenai pertumbuhan ekonomi AS serta kebijakan tarif perdagangan.
Namun, ANZ menyoroti adanya potensi risiko penurunan, termasuk kemungkinan sikap The Fed yang lebih hawkish dan pertumbuhan ekonomi yang tak terduga.
“Dengan imbal hasil yang telah melampaui 60 persen hingga mencapai USD4.200 per ons sepanjang tahun ini, reli emas masih tampak solid dan belum menunjukkan tanda-tanda kehilangan momentum. Kami tidak melihat adanya pemicu jangka pendek yang dapat membalikkan tren naik saat ini, meskipun koreksi sehat mungkin terjadi,” ujar ANZ.
Sementara itu, UBS menyoroti potensi penurunan suku bunga riil, bahkan kemungkinan masuk ke wilayah negatif, yang dinilai dapat semakin meningkatkan daya tarik emas dalam portofolio investasi.
Bank investasi tersebut memperkirakan harga emas naik mendekati skenario optimistisnya di kisaran USD4.700 per ons. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.