Saham FREN ARB usai Kena FCA, EXCL Anjlok 6 Persen
Saham emiten telekomunikasi Grup Sinarmas PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) jeblok usai masuk papan pemantauan khusus dan dikenakan full call auction (FCA).
IDXChannel – Saham emiten telekomunikasi Grup Sinarmas PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) jeblok usai masuk papan pemantauan khusus dan dikenakan full call auction (FCA) pada Jumat (31/5).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 15.23 WIB, saham FREN anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) untuk papan pemantauan khusus, yakni 10 persen ke Rp45 per saham.
Masuknya FREN ke dalam papan pemantauan khusus ini seiring emiten ini mendapatkan notasi dengan kriteria 1.
Kriteria nomor 1 berarti harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51 per saham.
Dalam FCA, investor BREN tak lagi bisa mengamati bid offer sebagaimana perdagangan saham biasa. Fitur yang disajikan bursa hanya Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV).
FREN mencatat kerugian pada selama tiga bulan pertama di 2024. Sepanjang kuartal I-2024, FREN rugi Rp253 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/5), kerugian tersebut disebabkan tingginya beban penyusutan dan amortisasi serta beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi. Kedua pos tersebut memakan biaya masing-masing Rp1,16 triliun dan Rp1,02 triliun.
Sepanjang Januari-Maret 2024, FREN meraih pendapatan usaha sebesar Rp2,78 triliun, relatif stabil dibandingkan kuartal I-2023 sebesar Rp2,77 triliun.
Saham EXCL juga tersungkur, minus 5,76 persen ke Rp2.290 per saham. Dus, saham EXCL sudah ambles 7,29 persen dalam sepekan, usai hanya menguat sekali pada pekan ini.
Sebelumnya, EXCL mengantongi laba bersih Rp547 miliar di kuartal I-2024. Capaian ini tumbuh hingga 168% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp204 miliar.
Pertumbuhan laba sejalan dengan kenaikan pendapatan perseroan, di mana EXCL membukukan pendapatan sebesar Rp8,44 triliun atau naik 12% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp7,54 triliun. Kontribusi pendapatan layanan data dan digital pada total pendapatan mencapai 93%.
Sebelumnya, Axiata Group Berhad dan Sinar Mas telah menandatangani kesepakatan awal untuk menjajaki merger antara EXCL dan FREN.
Bersiap Merger
Diwartakan sebelumnya, penandatangan antara induk usaha EXCL dan pengedali FREN berupa Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger.
Penggabungan ini akan menciptakan entitas baru. Untuk saat ini, kedua belah pihak memakai istilah MergeCo, yang kerap digunakan dalam proses merger.
"Aksi korporasi ini dalam rangka menciptakan entitas baru, MergeCo," kata manajemen XL Axiata dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Jakarta, pada 15 Mei lalu.
"Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo," sambungnya.
Pada saat ini, diakui manajemen, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat.
Dia menambahkan, validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam MOU.
"Setiap perkembangan penting yang berhubungan dengan MOU ini akan diumumkan kembali oleh perseroan. Apabila perjanjian mengikat akan ditandatangani di kemudian hari, maka transaksi terkait akan tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku dan persetujuan korporasi serta pemerintah" tegasnya.
Kedua pihak, lanjut manajemen EXCL, diharapkan dapat memberikan pengaruh yang seimbang terhadap arah strategis dan keputusan operasional MergeCo, dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing.
"Axiata meyakini bahwa MergeCo akan memiliki kelincahan yang strategis, kompetensi dan kemampuan yang mumpuni untuk memenuhi harapan dan permintaan yang semakin meningkat dari konsumen, bisnis dan sektor publik di Indonesia," ujarnya.
"MergeCo diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di sektor telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham, melalui sinergi dari penggabungan operasi XL Axiata dan Smartfren," tutup manajemen. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.