Saham Garuda (GIAA) Terbang Tinggi, Ini Sentimen Pendorongnya
Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) ditutup naik 9,26 persen ke harga Rp59 pada sesi I Senin (22/7). Apa pendorongnya?
IDXChannel - Sektor transportasi mencatatkan penguatan terbesar kedua sebesar 0,95 persen pada penutupan perdagangan sesi I hari ini (22/7). Sehingga turut mengerek IHSG menguat 0,16 persen ke 7.306 siang ini.
"Penguatan sektor transpotasi lebih di-driver oleh kenaikan harga saham GIAA sebesar 9,26 persen," tulis riset harian Panin Sekuritas, siang ini.
Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) ditutup naik 9,26 persen ke harga Rp59. Saham maskapai pelat merah tersebut sebelumnya juga menguat sebesar 3,85 persen ke Rp54 pada penutupan perdagangan Jumat (19/7).
Panin Sekuritas mengatakan, kenaikan saham GIAA didorong oleh sentimen rencana pemerintah yang akan menggabungkan GIAA, Citilink, dan Pelita Air dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau yang dikenal dengan Injourney.
Injourney merupakan induk holding perusahaan BUMN di bidang aviasi dan pariwisata.
"Penguatan (saham GIAA) seiring dengan investor menyambut baik rencana masuknya GIAA ke holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, yakni InJourney dalam waktu dekat," kata Panin Sekuritas.
Sebelumnya, Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra mengatakan, proses penggabungan usaha ke dalam Injournery tengah berlangsung hingga saat ini. Irfan menyebut, perseroan terus berdiskusi dengan Pelita Air mengenai mekanisme penggabungan usaha tersebut.
“Kalau dalam perjalanan itu on the way (OTW). Kalau ditanya sudah sampai mana, lagi di tol,” kata Irfan dalam konferensi pers di Kantor Manajemen Garuda Indonesia Tangerang pada Rabu (22/5).
Irfan menjelaskan, secara implisit, Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air nantinya akan berada di bawah Injourney. Terkait hal ini, Irfan mengaku banyak yang harus didiskusikan antara lain mengenai harga tiket, kondisi ekuitas GIAA yang masih negatif, jumlah pesawat yang beredar dan masih banyak lagi.
“Kemudian mohon dipahami, Pelita ini dimiliki langsung oleh Pertamina, dan bisnisnya bukan hanya penerbangan berjadwal. Maka penting untuk dijadikan bahan diskusi karena inisiatif-inisiatif nanti harus disetujui Pertamina,” ujar Irfan.
Proses penggabungan ketiganya ke dalam Injourney diharapkan rampung sebelum Oktober 2024. Terkait bentuk kepemilikan dan transaksi yang akan dilakukan saat ini sedang dalam tahap pembicaraan.
(FAY)