Saham Grup Bakrie Lanjut Reli, BUMI Terbang 20 Persen ke Atas Rp300
Saham emiten Grup Bakrie, yang juga sebagian dikuasai Grup Salim, melanjutkan reli pada perdagangan Rabu (10/12/2025).
IDXChannel – Saham emiten Grup Bakrie, yang juga sebagian dikuasai Grup Salim, melanjutkan reli pada perdagangan Rabu (10/12/2025).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.12 WIB, saham emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melonjak 20,59 persen ke Rp328 per unit, level tertinggi sejak awal 2018 silam.
Dalam sebulan terakhir, saham BUMI melejit 131 persen dan sejak awal 2025 (year to date/YtD) terbang 176 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai lonjakan harga saham BUMI pada pagi ini tidak lepas dari sentimen yang sudah mengemuka sejak beberapa waktu terakhir.
“Tidak ada perubahan untuk BUMI. Pergerakan hari ini hanya menjustifikasi flow lanjutan dari katalis yang sama, yaitu masih dalam proses menunggu kuasi reorganisasi dan potensi pembagian dividen untuk BUMI,” ujarnya, Rabu (10/12/2025).
Ia menambahkan, kenaikan harga saat ini pada dasarnya sesuai dengan peta teknikal yang sudah diproyeksikan sebelumnya. “Target teknikal sebelumnya kita proyeksikan di 300. Saat ini angka tersebut sudah tercapai,” katanya.
Saham kontraktor pertambangan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga meningkat 3,86 persen ke Rp525 per unit, level tertinggi dalam lebih dari 15 tahun terakhir.
Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) menilai, dalam riset pada 19 November 2025, DEWA memasuki 2025 dengan kondisi lebih solid setelah restrukturisasi besar yang mencakup konversi utang Rp1,4 triliun dan pinjaman sindikasi baru Rp2,6 triliun. Langkah ini menurunkan leverage sekaligus memperkuat modal kerja untuk ekspansi.
DEWA kini bergerak dari pemulihan margin menuju percepatan laba, dengan target pertumbuhan pendapatan dua digit dan margin EBITDA kembali di atas 25 persen.
KISI menilai pendorong utamanya adalah program internalisasi armada, yang akan meningkatkan porsi pekerjaan internal dari 46 persen pada 2024 menjadi hampir 80 persen pada 2026. Setiap kenaikan 10 persen internalisasi diproyeksikan menambah 600-700 bps margin EBITDA.
Perseroan juga memperluas diversifikasi mineral lewat PT Gayo Mineral Resources (GMR), yang menggarap prospek tembaga-emas di Aceh. KISI menilai inisiatif ini membuka peluang pertumbuhan baru di aset non-batu bara ber-margin lebih tinggi serta memperkuat posisi DEWA sebagai kontraktor multikomoditas.
Sebelumnya, menurut keterbukaan informasi, DEWA berencana membeli kembali sahamnya di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi tajam. Aksi buyback ini dilakukan tanpa perlu persetujuan RUPS, sesuai ketentuan POJK 13/2023, POJK 29/2023, serta surat OJK tertanggal 17 September 2025.
Perseroan menetapkan periode buyback pada 19 November 2025 hingga 19 Februari 2026. Emiten jasa penunjang pertambangan ini menyiapkan dana maksimal Rp1,66 triliun dari kas internal, dengan target pembelian hingga 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Manajemen menilai aksi buyback tidak akan mengganggu kinerja maupun likuiditas perusahaan. Dengan skenario buyback penuh, laba per saham (EPS) diproyeksikan meningkat dari Rp4,13 menjadi Rp4,59.
Selain BUMI dan DEWA, saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melambung 8,99 persen, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) terkerek 7,19 persen, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tumbuh 3,65 persen.
Tidak ketinggalan, saham VKTR naik 1,40 persen dan ALII terapresiasi 3,60 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.