MARKET NEWS

Saham Migas Mulai Rebound saatnya Buy or Bye?

Anggie Ariesta 09/11/2023 17:34 WIB

Saham Medco Energy (MEDC) di sesi I menguat 4,59% serta tertekan secara harian di 6,38%.

Saham Migas Mulai Rebound saatnya Buy or Bye? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 34,12 poin atau 0,50% ke level 6.838,23 pada perdagangan Kamis (9/11/2023). 

Seluruh indeks sektoral menguat bersama IHSG dengan sektor energi melesat 0,92%. Dikutip dari Bulletin IDX 2nd Session Closing Market, saham Medco Energy (MEDC) di sesi I menguat 4,59% serta tertekan secara harian di 6,38%.

Saham Energi Mega Persada (ENRG) hari ini pelemahannya sudah mulai terbatas di 0,91% setelah tertekan 8,33% di hari sebelumnya.

Selanjutnya saham Apexindo Pratama Duta (APEX) berbalik menguat 2,80% dari -3,67% di hari sebelumnya dan kondisi yang terjadi juga untuk saham migas lainnya. Penguatan saham minyak mentah terjadi di tengah pembalikan harga komoditas.

Di perdagangan Kamis, harga minyak mentah WTI dibuka melonjak 0,42% di posisi USD75,65 per barrel. Minyak mentah Brent dibuka naik 0,81% ke posisi USD79,68 per barrel.

Penguatan terjadi setelah di perdagangan Rabu WTI anjlok 2,64% di posisi USD75,33 per barrel. Minyak mentah Brent ditutup terjun 2,54% ke posisi USD79,54 per barrel.

Harga minyak turun lebih dari 2% di perdagangan Rabu ke level terendah lebih dari 3 bulan. Koreksi dalam harga minyak mentah terjadi di tengah kekhawatiran berkurangnya permintaan di Amerika Serikat dan China.

Technical Analyst MNC Sekuritas, T Herditya Wicaksana mengatakan, secara teknikal pergerakan harga minyak mentah masih rawan terkoreksi dalam jangka pendek ke USD72 per barrel.

"Namun, selama masih bergerak di atas USD66 per barel minyak mentah berpeluang menguat ke USD83-USD90 per barel," katanya.

Di sisi lain sektor energi dalam waktu jangka pendek Oktober 2023, Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) memperkirakan harga spot Brent rata-rata tahunan di 2024 di USD95 per barel.

EIA memperkirakan harga minyak mentah akan naik dalam beberapa bulan mendatang, mencerminkan ekspektasi pengetatan keseimbangan di pasar minyak global.

Sementara, selama tiga kuartal sisa menuju 2024, persediaan diperkirakan akan relatif seimbang karena pertumbuhan konsumsi minyak global melambat sementara produksi meningkat.

(DES)

SHARE