Saham Milik Gita Wirjawan di Bursa Efek Indonesia, Cek Profil dan Perkembangan Harganya

Gita Wirjawan tercatat sebagai penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham OKAS, atau PT Ancora Indonesia Resources Tbk.

IDXChannel—Saham milik Gita Wirjawan di Bursa Efek Indonesia adalah PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS). Perusahaan ini bergerak di bidang investasi, terutama pada perusahaan di sektor pertambangan, perdagangan, dan transportasi. 

Melansir profil perusahaan di Bursa Efek Indonesia (20/9/2025), OKAS memiliki sejumlah anak usaha dengan kepemilikan saham mayoritas. Yakni PT Ancora Indonesia Mining, PT Ancora Shipping, PT Aneka Nitrate Industri, dan sebagainya. 

Anak-anak usaha ini bergerak di sektor pertambangan, pelayaran, industri bahan peledak, perdagangan besar bahan kimia dan bahan berbahaya, perdagangan besar mineral bukan logam dan logam, dan sebagainya. 

OKAS mencatatkan sahamnya secara perdana di Bursa Efek Indonesia pada 17 April 2006 dengan melepas 85 juta saham, setara dengan 45,95 persen dari total modal disetor, dengan harga penawaran Rp110 per saham. 

Dari IPO itu OKAS menghimpun dana segar dari investor sebanyak Rp9,35 miliar. Pada perdagangan terakhir (19/9/2025), OKAS ditutup di harga Rp218 per saham. Sejak awal 2025, OKAS mencatatkan kenaikan harga sebesar 118 persen. 

Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini adalah Rp607 miliar. Gita Wirjawan tercatat sebagai penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham OKAS, yang artinya mantan menteri perdagangan tersebut adalah pemilik PT Ancora Indonesia Resources Tbk. 

Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per 31 Agustus 2025 pengendali saham OKAS adalah PT Multi Berkat Energy dengan kepemilikan saham sebanyak 918 juta saham, setara dengan 38,69 persen dari total saham terdaftar. 

Melansir Laporan Tahunan OKAS 2024, Gita Wirjawan tercatat sebagai pengendali saham (96,36 persen) PT Emas Hitam Investindo yang memiliki 99,99 persen saham PT Multi Berkat Energy. 

Itulah informasi singkat tentang saham milik Gita Wirjawan di Bursa Efek Indonesia. 

(Nadya Kurnia)