Saham Naik 25 Persen, Simak Proyeksi Morgan Stanley Cs buat GOTO
Melesatnya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di awal tahun 2023 mendorong Morgan Stanley untuk meningkatkan rating emiten ini.
IDXChannel – Melesatnya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di awal tahun 2023 mendorong Morgan Stanley untuk meningkatkan rating emiten ini.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (17/1), kinerja saham GOTO dalam sepekan terakhir menguat hingga 20,00 persen. Sementara, dalam sebulan belakangan, sahamnya juga menghijau di 31,03 persen.
Sedangkan, ditilik dari kinerja sahamnya secara year to date (YTD) di tahun 2023, harga saham GOTO terus melesat hingga 25,27 persen. (Lihat grafik di bawah ini).
Rebound di awal tahun ini kontras dengan penurunan lebih dari 70 persen sepanjang 2022.
Pulihnya saham GOTO menjadi peluang baik bagi perusahaan, termasuk menjadi faktor pendorong Morgan Stanley dalam meningkatkan ratingnya terhadap emiten ini.
Melansir pemberitaan Bloomberg, Morgan Stanley meningkatkan rating dari perusahaan penyedia transportasi dan e-commerce ini dari underweight menjadi equal-weight.
“GOTO layak mencetak pertumbuhan pendapatan di tahun 2021-2024 yang lebih cepat, dengan pertumbuhan tahunan hingga 68 persen, lebih tinggi dibanding kompetitornya, yakni 42 persen,” tulis Morgan Stanley, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (17/1).
Kendati demikian, persaingan yang ketat dan kurangnya kepemimpinan pasar yang jelas berpotensi menyebabkan perusahaan akan tetap melakukan strategi bakar uang hingga tahun 2025.
Dengan demikian, broker menurunkan target price dari GOTO sebesar 41 persen menjadi Rp110/saham.
Morgan Stanley juga melaporkan, investor masih khawatir dengan tingginya valuasi GOTO meski basis pasarnya lebih kecil dibanding kompetitornya yang berkecimpung di bisnis sejenis.
Mengingat, harga saham emiten ini telah anjlok hingga 74 persen dari puncaknya pada bulan Juni tahun lalu yang menyebabkan para investor kecewa karena banyaknya ‘kehebohan’ pada GOTO yang terjadi sejak April 2022.
Namun begitu, menurut laporan tersebut, pada Desember lalu, UBS AG dan BNI Sekuritas turut meningkatkan peringkat mereka terhadap GOTO karena adanya valuasi menarik seiring kemampuan GOTO dalam meningkatkan premi perusahaan dibanding perusahaan lainnnya yang sejenis.
“Perusahaan telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi kekhawatiran pasar akan perlambatan ekonomi global, termasuk memangkas tenaga kerja hingga menjual aset,” tulis laporan tersebut.
Rating dari Danareksa hingga Samuel
Selain Morgan Stanley, BRI Danareksa Sekuritas juga optimistis terhadap kinerja GOTO kedepannya.
Adapun, dalam risetnya yang terbit pada Senin (9/1), BRI Danareksa Sekuritastetap percaya bahwa GOTO bisa meraih margin kontribusi positif pada kuartal III 2023 dan EBITDA akan di teritorial positif pada 2025.
Hal tersebut tetap bisa tercapai, demikian jelas BRI Danareksa, bahkan ketika tidak ada lagi penggalangan dana baru oleh GOTO ke depan.
BRI Danareksa juga yakin, penyesuaian fee akhir-akhir ini akan mampu membantu kenaikan take rate (komisi dari transaksi pihak ketiga, seperti merchant) Tokopedia menjadi 4%+ pada kuartal kedua 2023.
Sementara, BRI Danareksa kembali mematok rating beli (buy) dengan harga target (TP) Rp196 per saham. Angka TP tersebut lebih rendah ketimbang sebelumnya lantaran merefleksikan selera (appetite) investor global untuk saham teknologi.
“Valuasi anyar kami mempertimbangkan penetrasi ekonomi internet yang rendah di Indonesia dan juga keunggulan ekosistem GOTO yang unik,” kata analis BRI Danareksa.
Sedangkan, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, pada 5 Januari 2023 bertajuk ‘Return of a Fallen Giant’, GOTO memiliki faktor pendorong yang menggerakkan Samuel Sekuritas untuk meningkatkan ratingnya.
Dalam riset tersebut disebutkan, ‘terjunnya’ harga saham GOTO menawarkan peluang untuk mengakumulasi GOTO.
Adapun, kenaikan take rate baru-baru ini, efisiensi perseroan yang membaik, dan valuasi yang menarik membuat perusahaan broker saham tersebut meningkatkan rating GOTO menjadi buy dengan TP Rp130 per saham.
Kendati demikian, GOTO masih memiliki sejumlah risiko, termasuk pertumbuhan gross transaction value (GTV) dan pendapatan yang lebih rendah, serta cash-burn rate (laju penggunaan kas) yang lebih tinggi dari yang diharapkan.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.