Saham Nikel ANTM-INCO Cs Kompak ‘Berpesta’, Ada Apa?
Investor mengoleksi saham-saham tersebut di tengah rebound futures komoditas nikel.
IDXChannel – Harga saham emiten nikel kompak melonjak pada lanjutan sesi I hari ini, Kamis (28/7/2022). Investor mengoleksi saham-saham tersebut di tengah rebound futures komoditas nikel.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.28 WIB, harga saham emiten BUMN PT Aneka Tambang Tbk (BUMN) melesat 7,84% ke Rp1.925/saham dengan nilai transaksi Rp289,63 miliar dan volume 153,35 juta saham.
Alhasil, dalam sepekan, saham ANTM melejit 15,22% dalam sepekan.
Kemudian, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga terkerek 6,64% ke Rp6.025/saham. Saham INCO sudah melonjak 15,87% dalam sepekan.
Setali tiga uang, saham emiten pelat merah lainnya, PT Timah Tbk (TINS) juga terapresiasi 4,88%.
Tidak ketinggalan, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Central Omega Resources Tbk (DKFT), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), dan PT PAM Mineral Tbk (NICL) masing-masing menguat 4,34%, 3,20%, 1,22%, dan 1,10%.
Kontrak berjangka nikel sendiri menguat 2,96% dalam sepekan ke USD21.754/ton per Rabu (27/6/2022).
Namun dalam sebulan, nikel masih anjlok 5,90%. Adapun, secara tahunan (yoy), nikel masih melonjak 11,37% di tengah menurunnya stok seiring menguatnya permintaan.
Menurut data World Bureau of Metal Statistics (WBMS), pasar nikel mengalami defisit selama Januari hingga Mei 2022 dengan permintaan yang melebihi produksi sebesar 54,9 kiloton (kt).
Stok nikel yang disimpan di gudang LME pada akhir Mei 2022 lebih rendah 30,4 kt dibandingkan akhir tahun sebelumnya. Nikel olahan pada bulan Januari hingga Mei 2022 mencapai 1098,2 kt dan permintaan sebesar 1153,1 kt.
Produksi tambang selama Januari hingga Mei 2022 adalah 1133,1 kt, alias 87 kt di atas total 2021.
Sementara, produksi pabrik peleburan dan smelter China turun 15 kt dibandingkan dengan lima bulan pertama tahun 2021 dan permintaan di China mencapai 625 kt, 47 kt lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Di Indonesia, produksi smelter/refinery pada Januari hingga Mei 2022 adalah 401,5 kt atau 16 persen lebih tinggi dari 2021.
Data WBMS menjelaskan, permintaan global nikel sebesar 50 kt lebih tinggi pada Januari hingga Mei 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.