MARKET NEWS

Saham Nikel MDKA hingga INCO Ngacir Lagi, Pakai ‘Obat Kuat’ Apa?

Melati Kristina - Riset 19/01/2023 10:44 WIB

Saham emiten nikel terus menguat kendati harga komoditasnya cenderung melemah belakangan ini.

Saham Nikel MDKA hingga INCO Ngacir Lagi, Pakai ‘Obat Kuat’ Apa? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Saham emiten nikel kembali menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (19/1/2023), kendati harga komoditas cenderung melemah belakangan ini.

Menurut data Tradingeconomics per Kamis (19/1), harga komoditas nikel mencapai USD26.485/ton. Angka ini terkontraksi sebesar 1,31 persen selama sepekan terakhir dan merosot 2,17 persen dalam kurun sebulan belakangan.

Kendati harga komoditas cenderung loyo, harga saham emiten-emiten nikel justru terus menunjukkan penguatan belakangan ini.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (19/1) pukul 09.49 WIB, saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melesat sebesar 5,51 persen mengungguli emiten nikel lainnya.

Adapun, harga saham DKFT terapresiasi 7 poin ke level Rp134/saham. Sementara volume saham yang diperdagangkan mencapai 81 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp11 miliar.

Bahkan, dalam sepekan terakhir, harga saham DKFT sudah melambung hingga 20,72 persen. Sedangkan dalam sebulan belakangan, harga sahamnya juga melesat hingga 22,94 persen.

Selain itu, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga terkerek pada perdagangan pagi ini. BEI mencatat, harga saham MDKA melesat hingga 3,40 persen ke level Rp4.860/saham.

Sedangkan saham emiten lainnya, yakni PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga dibuka menguat pada perdaganga Kamis (19/1).

Menurut laporan BEI, saham ANTM menguat 1,77 persen ke level Rp2.300/saham. Sedangkan saham TINS juga naik hingga 1,57 persen menjadi Rp1.290/saham.

Adapun, saham HRUM dan INCO masing-masing juga menghijau di 1,16 persen dan 1,00 persen. BEI mencatat, harga saham HRUM di periode ini terapresiasi menjadi Rp1.745/saham, sedangkan saham INCO juga menguat ke level Rp7.575/saham.

Kembali dibukanya perekonomian China turut berpengaruh terhadap naiknya permintaan komoditas tambang, termasuk nikel.

Melansir The Economist, China mengkonsumsi lebih dari setengah nikel dari konsumsi dunia. Sehingga, pembukaan ekonomi China akan meningkatkan permintaan komoditas nikel dunia. 

“Kembali dibukanya perekonomian China akan mendorong penambahan stock dari komoditas-komoditas tambang,” tulis The Economist, dikutip pada Kamis (19/1).

Sementara menurut penjelasan CSLA, dikutip dari CNBC TV 18, semua saham logam di S&P BSE Metal cenderung menguat seiring pembukaan perekonomian China.

“Pembukaan perekonomian China yang lebih cepat dapat memberikan kehidupan baru bagi sektor tambang, meskipun permintaan di lapangan masih belum dapat dipastikan,” tulis CSLA.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

 

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE