MARKET NEWS

Saham PACK Anjlok 10 Persen usai Masuk FCA

TIM RISET IDX CHANNEL 30/06/2025 10:43 WIB

Saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) jatuh pada perdagangan Senin (30/6/2025) usai masuk papan pemantauan khusus yang menggunakan skema FCA.

Saham PACK Anjlok 10 Persen usai Masuk FCA. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) jatuh pada perdagangan Senin (30/6/2025) usai masuk papan pemantauan khusus yang menggunakan skema full-call auction (FCA).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.26 WIB, saham PACK anjlok 10 persen atau menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) untuk papan pemantauan khusus ke level Rp4.480 per unit. Nilai transaksi mencapai Rp5,64 miliar.

Sebelumnya, bursa dua kali melakukan suspensi (penghentian sementara perdagangan) PACK sepanjang bulan ini PACK, yakni 12 Juni 2025 dan 17 Juni 2025 hingga 26 Juni 2025.

Usai keluar suspensi, BEI memasukkan PACK ke papan pemantauan dan menyematkan notasi 10. Artinya, suatu emiten dikenakan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari 1 hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, PACK melakukan backdoor listing melalui PT Eco Energi Perkasa yang terafiliasi dengan CNGR, perusahaan asal China, yang memproduksi komponen baterai litium, beberapa di antaranya digunakan dalam mobil.

Menurutnya, rumor yang beredar menyebut CNGR bakal membawa aset besar sekitar USD10 miliar atau setara Rp160 triliun. “Sementara saat ini, market cap dari PACK hanya sebesar Rp6,5 triliun. Maka, logikanya, jika proses ini terjadi, PACK tidak berada di angka saat ini,” katanya, Rabu (11/6/2025) lalu.

Ia menilai, untuk mengakomodasi aksi korporasi ini, PACK diperkirakan perlu melakukan rights issue dalam jumlah besar. “Maka dari itu bisa dipastikan PACK memerlukan right issue yang cukup besar nilainya untuk memenuhi ekuitas dari aksi korporasi ini,” tuturnya.

Informasi saja, backdoor listing adalah metode bagi perusahaan swasta untuk memasuki pasar modal tanpa melalui proses Initial Public Offering (IPO). Sebaliknya, perusahaan tersebut melakukannya lewat akuisisi atau merger dengan perusahaan publik yang sudah melantai di bursa. Fenomena ini kerap menimbulkan lonjakan harga saham yang cepat, karena prospek bisnis perusahaan yang diakuisisi dinilai lebih menjanjikan.

Biasanya, di balik aksi ini terdapat manuver agresif seperti perubahan bisnis, ekspansi, atau akuisisi baru yang mampu menarik minat investor besar. Tak heran jika saham-saham backdoor listing sering menjadi incaran para trader jangka pendek.

Pertemuan Pemerintah dan CNGR

Perusahaan asal China, CNGR Advanced Material Co. Ltd., menyatakan komitmennya untuk memperkuat industri hilirisasi mineral di Indonesia.

Hal ini disampaikan dalam pertemuan antara Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Rosan Roeslani, yang juga menjabat sebagai CEO Danantara, Chairman CNGR, Deng Weiming, dan President Director CNGR Indonesia, MR. Liao Hengxing, di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, pada 5 Juni 2025.

Mengutip unggahan Rosan di akun Instagram miliknya, pada 5 Juni 2025, pertemuan tersebut membahas rencana strategis pengembangan PT Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara, serta sejumlah tantangan implementasi proyek hilirisasi di sektor logam dan energi baru terbarukan.

Menurut penjelasan Rosan, CNGR saat ini telah membangun fasilitas industri di kawasan Morowali dan Weda Bay, dengan total investasi mencapai Rp42,4 triliun hingga akhir 2024, serta menyerap lebih dari 6.600 tenaga kerja Indonesia.

“Rencana investasi CNGR diharapkan dapat memperkuat ekosistem hilirisasi nasional sesuai Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis, yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia,” demikian kata Rosan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE