MARKET NEWS

Saham-Saham Mulai Rebound usai Peringatan Penipuan dari Dua Bank AS

Kunthi Fahmar Sandy 18/10/2025 07:22 WIB

Saham-saham Amerika Serikat (AS) mulai pulih setelah peringatan penipuan dari dua bank AS memicu aksi jual di seluruh dunia.

Saham-Saham Mulai Rebound usai Peringatan Penipuan dari Dua Bank AS (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Saham-saham Amerika Serikat (AS) mulai pulih setelah peringatan penipuan dari dua bank AS memicu aksi jual di seluruh dunia.

Dilansir dari laman BBC Sabtu (18/10/2025), dua bank regional AS, Western Alliance Bank dan Zions Bank, mengatakan bahwa mereka telah terdampak oleh kredit macet atau kredit palsu, yang memicu kekhawatiran akan masalah di sektor perbankan.

Sementara itu, beberapa bank terbesar di Inggris, termasuk Barclays dan Standard Chartered juga mengalami penurunan harga saham lebih dari 5 persen pada Jumat pagi, sebelum sedikit pulih menjelang penutupan perdagangan.

Indeks FTSE 100 yang terdiri dari saham-saham terkemuka sempat turun sekitar 1,5 persen sebelum akhirnya menguat kembali menjelang penutupan.

Indeks acuan S&P 500 AS sedikit naik pada awal perdagangan setelah Donald Trump mengindikasikan bahwa tarif tinggi (pajak ekspor) terhadap China mungkin tidak berkelanjutan.

Pada hari Kamis, Zions Bank menyatakan akan menghapus kerugian USD50 juta atas dua pinjaman. Sementara Western Alliance mengungkapkan telah memulai gugatan hukum dengan tuduhan penipuan.

"Kantong-kantong sektor perbankan AS, termasuk bank-bank regional, telah menimbulkan kekhawatiran di pasar," kata Russ Mould, Direktur Investasi di AJ Bell.

"Investor mulai mempertanyakan mengapa banyak masalah muncul dalam waktu singkat dan apakah ini menunjukkan manajemen risiko yang buruk dan standar pinjaman yang longgar," tutur dia.

"Investor merasa khawatir," katanya. Dia menambahkan bahwa meskipun tidak ada bukti adanya masalah dengan bank-bank yang terdaftar di Inggris, investor sering kali bereaksi spontan ketika masalah muncul di sektor ini.

Saham-saham bank di Eropa juga terpukul, dengan Deutsche Bank Jerman dan mengakhiri perdagangan sekitar 6,2 persen lebih rendah, dan Societe Generale Prancis ditutup 4,8 persen lebih rendah.

Pasar Asia melemah pada hari Jumat. Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 1,4 persen dan di Hong Kong, Indeks Hang Seng ditutup melemah 2,5 persen.

Namun, saham beberapa bank AS yang terpukul paling keras pada hari Kamis tampaknya siap untuk kembali menguat. Pada perdagangan pagi hari Jumat, saham Zions Bank naik sekitar 5 persen setelah penurunan 13 persen pada hari Kamis. Saham Western Alliance Bancorp, yang sempat turun hampir 11 persen, juga naik sekitar 3 persen.

Dalam sebuah wawancara di Fox Business Network, direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih menggambarkan masalah-masalah tersebut sebagai kekacauan yang ditinggalkan oleh pemerintahan Biden, sambil menegaskan bahwa bank-bank AS berada dalam posisi yang baik untuk menangani tekanan tersebut.

"Saat ini, sektor perbankan memiliki cadangan yang cukup. Kami sangat optimistis bahwa kami dapat tetap jauh, jauh, jauh di depan dalam hal ini," tutur dia.

Para investor pun merasa cemas menyusul kegagalan dua perusahaan AS terkemuka, perusahaan pinjaman mobil Tricolor dan produsen suku cadang mobil First Brands.

Kegagalan-kegagalan ini telah menimbulkan pertanyaan tentang kualitas transaksi dalam apa yang dikenal sebagai pasar kredit swasta - tempat perusahaan-perusahaan mengatur pinjaman dari pemberi pinjaman non-bank.

Minggu ini, Jamie Dimon, pimpinan bank terbesar AS, JPMorgan Chase, memperingatkan bahwa kedua kegagalan ini bisa menjadi pertanda akan terjadinya lebih banyak kegagalan lagi.

"Antena saya terangkat ketika hal-hal seperti itu terjadi," katanya kepada para analis.  Mungkin saya seharusnya tidak mengatakan ini, tetapi ketika Anda melihat seekor kecoa, kemungkinan besar ada lebih banyak lagi. Semua orang harus waspada terhadap hal ini," kata dia.

Ada juga peringatan bahwa lonjakan investasi kecerdasan buatan telah menciptakan gelembung di pasar saham AS termasuk dari Bapak Dimon yang memicu kekhawatiran bahwa saham dinilai terlalu tinggi.

Turbulensi pasar pada hari Jumat menyebabkan harga emas mencapai rekor tertinggi baru di USD4.380 per ons, karena investor mencari tempat berlindung yang aman untuk uang mereka.

Indeks volatilitas VIX yang juga diawasi ketat, yang terkadang disebut Indeks Ketakutan, mencapai level tertinggi sejak April.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE