Saham Sawit (CPO) Tahan Banting, DSNG Melesat 12 Persen
Saham emiten perkebunan sawit atau produsen crude palm oil (CPO) cenderung ditutup menguat pada Selasa (9/9/2025), melawan arus pasar secara umum.
IDXChannel – Saham emiten perkebunan sawit atau produsen crude palm oil (CPO) cenderung ditutup menguat pada Selasa (9/9/2025), melawan arus pasar secara umum.
Sebagai gambaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,78 persen ke level 7.628,61 hari ini. Sebanyak 489 saham turun, dengan hanya 232 saham naik, serta 235 sisanya stagnan.
Kemarin indeks acuan terkoreksi 1,28 persen, menyusul kabar mendadak terkait reshuffle kabinet Prabowo-Gibran.
Sementara, saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) melonjak 12,01 persen ke posisi Rp1.865 per unit, memimpin kenaikan sektor ini.
Di bawah DSNG, saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) meningkat 6,47 persen menjadi Rp1.480 per unit dan PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) terkerek 4,08 persen ke Rp204 per unit.
Selanjutnya, saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mendaki 4,43 persen, SGRO naik 3,91 persen, NSSS 3,77 persen, LSIP 3,44 persen, SIMP 2,36 persen, hingga AALI 1,71 persen.
Berbeda, segelintir saham CPO terkoreksi, seperti BWPT minus 9,43 persen, SMAR terkoreksi 5,8 persen, hingga PTPS tergerus 0,60 persen.
Menurut pengamat pasar modal Michael Yeoh, saham-saham CPO menjadi salah satu pilihan menarik di tengah kondisi pasar yang tertekan. “CPO stocks, gold stocks,” katanya, Selasa (9/9/2025).
Kontrak berjangka (futures) minyak sawit Malaysia nyaris tak bergerak pada Selasa (9/9), seiring harga minyak nabati pesaing di Dalian dan Chicago juga cenderung mendatar.
Pelaku pasar menunggu petunjuk lebih lanjut terkait data persediaan dan permintaan dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang dijadwalkan rilis keesokan harinya.
Kontrak acuan CPO untuk pengiriman November di Bursa Derivatif Malaysia naik tipis 0,02 persen, menjadi MYR4.489 per ton pada jeda perdagangan siang.
Harga CPO telah menguat 8,67 persen sepanjang 2025.
Persediaan minyak sawit Malaysia diperkirakan meningkat untuk bulan keenam berturut-turut pada Agustus, seiring produksi yang terus melampaui ekspor meski ada tanda-tanda pemulihan permintaan, menurut survei Reuters.
“Pelaku pasar menunggu sinyal yang lebih jelas dari data ekspor dan produksi 10 hari pertama September, serta data resmi terkait suplai, permintaan, dan stok MPOB yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang,” ujar analis komoditas di Phillip Nova, Singapura, Darren Lim.
Kontrak minyak kedelai teraktif di Dalian bergerak datar, naik 0,05 persen, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 0,53 persen. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) (BOc2) turun tipis 0,08 persen.
Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaing karena bersaing di pasar minyak nabati global.
Sementara itu, harga minyak dunia naik pada Selasa setelah OPEC+ memutuskan untuk menaikkan produksi lebih kecil dari perkiraan pasar. Kekhawatiran soal potensi sanksi baru terhadap Rusia yang bisa memperketat pasokan juga mendukung harga.
Kenaikan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi opsi yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.