MARKET NEWS

Saham Sektor Pertanian Diprediksi Cuan dari Inflasi Pangan Global

Maulina Ulfa - Riset 20/08/2023 13:43 WIB

Saham pertanian dilaporkan berkinerja lebih baik dari saham sektor lainnya pada tahun ini.

Saham Sektor Pertanian Diprediksi Cuan dari Inflasi Pangan Global

IDXChannel - Saham pertanian dilaporkan berkinerja lebih baik dari saham sektor lainnya pada tahun ini. Hal tersebut dipicu cuaca ekstrem, perang di Ukraina, dan meningkatnya proteksionisme yang menyebabkan kenaikan harga pangan. 

Melansir Bloomberg, Minggu (20/8/2023), indeks yang melacak pengembalian total dari emiten pertanian berkinerja mengungguli Indeks Dunia MCSI sekitar tiga poin persentase sejak awal Juli, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. 

Industri ini terpantau unggul karena indeks yang mengukur harga komoditas pangan membukukan kenaikan terbesar dalam 16 bulan sepanjang bulan lalu.

Marc Elliott, spesialis investasi transisi energi di Union Bancaire Privee di Jenewa mengatakan, berinvestasi di saham sektor pertanian mungkin merupakan cara terbaik untuk menghindari perubahan iklim dan risiko geopolitik tertentu.

Adapun pendorong meroketnya harga pangan dalam beberapa waktu terakhir, di antaranya hujan lebat di Eropa dan China, cuaca kering di Thailand, keputusan Rusia untuk membatalkan kesepakatan biji-bijian dengan Ukraina, dan langkah India untuk melarang ekspor beras.

Sementara krisis pasokan pangan adalah salah satu dari empat ancaman teratas yang dihadapi dunia tahun ini, menurut Laporan Risiko Global Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023 yang diterbitkan pada Januari lalu.

“Dengan pola cuaca yang semakin tidak stabil, pandangan kami adalah bahwa harga pangan akan terus meningkat dengan kecepatan yang lebih cepat dibandingkan dekade sebelumnya,” kata Peter Garnry, kepala strategi ekuitas di Saxo Bank AS di Kopenhagen. 

Menurut Bloomberg, ini sektor yang berpotensi cuan dari adanya kenaikan harga pangan global:

Mesin dan Pupuk

Menurut Manajer Investasi Lombard Odier, di antara penerima manfaat utama dari inflasi pangan adalah perusahaan yang memproduksi input pertanian seperti peralatan pertanian dan pupuk.

“Perusahaan seperti Deere & Co., AGCO Corp. dan CNH Industrial semuanya memiliki posisi yang baik di lingkungan ini,” kata Conor Walsh, fund manager di Lombard Odier.

Walsh menambahkan, dengan populasi dunia yang ditetapkan mencapai 10 miliar pada 2050, kita perlu menemukan cara untuk memenuhi peningkatan permintaan ini secara berkelanjutan. 

“Pasar saham mulai melihat tanda-tanda awal pertumbuhan di area yang dirancang untuk menghasilkan makanan dengan lebih efisien dan berkelanjutan,” ujar Walsh.

Produsen Makanan

Menurut rekomendasi perusahaan manajemen Aset BNP Paribas, saham yang terkait dengan produksi dan perdagangan makanan dapat menjadi pilihan investor. Mengingat, sejauh ini produsen dan distributor makanan telah melakukan pekerjaan yang baik di tengah inflasi yang masih terjadi.

“Secara khusus, produsen di Asia seharusnya mendapatkan keuntungan dari harga bahan baku yang lebih tinggi,” kata Minyue Liu, spesialis investasi untuk ekuitas Asia dan China di BNP Paribas Asset Hong Kong.

Pada saat yang sama, investor juga harus menyadari bahwa pemerintah dapat turun tangan untuk mengendalikan harga. Sementara inflasi pangan dapat membatasi pertumbuhan volume dan ekspor.

India yang merupakan pengekspor beras terbesar di dunia, melarang ekspor beberapa varietas bahan pokok pada Juli untuk melindungi pasokan dalam negeri.

Kebijakan ini sempat mendorong kenaikan harga komoditas dan memicu ketegangan pasar makanan global. Para pelaku pasar saat ini juga khawatir gula akan menghadapi pembatasan ekspor berikutnya.

Beberapa saham perdagangan makanan yang mungkin mendapat keuntungan dari harga yang lebih tinggi di antaranya GrainCorp Ltd. Australia, Wilmar International Ltd. yang terdaftar di Singapura, dan Shree Renuka Sugars Ltd. India dan produsen beras KRBL Ltd.

Supermarket

Menurut Janus Henderson Investors, saham yang berpotensi mendapat untung dari inflasi makanan lainnya adalah segmen supermarket dan sektor ritel.

Janus Henderson sendiri memiliki saham di B&M European Value Retail SA yang terdaftar di London dan pemasok daging Inggris Cranswick Plc. Perusahaan investasi tersebut mendapatkan keuntungan dari tren peralihan konsumen ke produk dengan harga lebih rendah.

Saham perusahaan ritel seperti BIM Birlesik Magazalar AS Turki, Magnit PJSC Rusia, dan Jeronimo Martins SGPS SA Portugal telah mengalami kenaikan kinerja lebih dari 15% tahun ini dalam indeks ritel makanan yang disusun oleh Bloomberg Intelligence.

Perusahaan Minuman 

Beberapa produsen makanan dan minuman terbesar di dunia mungkin juga berpotensi mendapatkan keuntungan dari inflasi makanan menurut analisis JPMorgan Chase & Co. Perusahaan aset manajemen ini merekomendasikan saham PepsiCo Inc. dan Hostess Brands Inc. untuk dikoleksi.

Ahli strategi perbankan Joyce Chang di New York dalam catatan penelitian bulan ini juga mengatakan, kerentanan pangan saat ini telah menjadi 'normal baru' dengan perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati yang mengarah pada krisis berulang dan inflasi pangan yang secara struktural lebih tinggi. (RNA)

SHARE