MARKET NEWS

Saham Sektor Semen Diproyeksi Gaspol di 2023, Ini Sederet Faktornya

Cahya Puteri Abdi Rabbi 08/06/2023 15:15 WIB

Saham sektor semen diproyeksi akan mengalami pertumbuhan sepanjang 2023.

Saham Sektor Semen Diproyeksi Gaspol di 2023, Ini Sederet Faktornya (Foto MNC Media)

IDXChannel - Saham sektor semen diproyeksi akan mengalami pertumbuhan sepanjang 2023. Penguatan ini diprediksi setelah dalam periode setahun ke belakang, kinerja saham sektor semen mengalami tekanan.

Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Emma Almira Fauni mengungkapkan, empat faktor penopang kinerja sektor semen tahun ini, antara lain adanya normalisasi harga komoditas energi, dan kompetisi yang semakin kondusif antar sektor semen pasca konsolidasi sejumlah perusahaan semen.

Dua faktor lain yang akan mendongkrak kinerja sektor semen, yaitu utilisasi pabrik yang sudah sangat rendah sehingga kemungkinan akan membaik, serta potensi pemangkasan suku bunga acuan dapat mendorong permintaan properti oleh publik.

“Kami melihat ke depan akan ada potensi pertumbuhan untuk sektor semen, dengan normalisasi harga komoditas akan berlanjut,” kata Emma dalam Media Day Mirae Asset di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Dia menambahkan, melunaknya kompetisi antar pelaku usaha semen terlihat dari akuisisi yang dilakukan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) terhadap PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), serta perjanjian sewa dan penggunaan aset Semen Bosowa oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

Emma merinci, akuisisi yang dilakukan oleh SMGR dapat memberikan tambahan kapasitas produksi sebesar 35,8 juta ton. Sementara perjanjian sewa yang dilakukan INTP bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pasar di Indonesia Timur.

“Dengan adanya tambahan kapasitas oleh dua perusahaan ini akan meningkatkan kapasitas produksi semen menjadi 69% dari sebelumnya 63%. Sehingga ke depan kompetisinya akan semakin menurun,” lanjut Emma.

Sambungnya, perbaikan utilisasi industri semen akan terlihat dalam satu hingga dua tahun ke depan menyusul adanya moratorium pembangunan pabrik semen baru. Aturan moratorium yang berlaku disebut dapat menahan produksi semen untuk mencegah kelebihan pasokan semen nasional atau oversupply.

“Terakhir, potensi penurunan suku bunga juga akan berdampak positif terhadap sektor semen. Pengaruhnya dapat dirasakan hingga dua tahun ke depan,” jelas Emma.

Tahun ini, Emma memprediksi, pertumbuhan kinerja penjualan semen, akan tetap tumbuh meskipun tidak besar, di kisaran 0%-5%, dibanding tahun lalu yang turun sebesar 3%.

Emma juga optimistis saham semen masih sangat menarik untuk investor asing, mengingat kinerja keuangannya memiliki profitabilitas tinggi dibanding industri semen global, terutama China dan negara Asia lainnya. 

(FAY)

SHARE